Dokter Tuhan

Dan watak Trump memang selalu melawan siapa pun yang menyerangnya. Istrinya sendiri sudah pernah mengingatkan siapa pun: jangan melawan Trump. Suaminyi itu pasti akan balik menyerang. “Serangan balik itu bisa sepuluh kali lebih keras,” ujar Melania Trump suatu hari di tahun pertama masa jabatan suaminyi itu.

Seminggu kemudian Trump mengoreksi pernyataan istrinya itu. Yakni ketika diwawancara Fox TV. “Saya akan serang balik 100 kali lebih kuat,” ujarnya.

Maka rumah sakit di Amerika pun mulai siap-siap keadaan yang memburuk. Pun sampai ada grup rumah sakit yang membuat surat yang menghebohkan.

Surat itu bikin ternganga banyak orang.

Apa? Di mana itu etika? Mati sudah tidak di tangan Tuhan?

Surat itu tertanggal 26 Maret 2020. Tentang perlakuan kepada pasien Covid-19.

Yakni mengenai apa yang harus dilakukan kalau ICU tidak cukup lagi. Kalau jumlah alat bantu penafasan tidak memadai.

Misalnya, ada 10 pasien yang sama-sama memerlukan alat itu. Sama-sama sudah sulit bernafas. Sedang alat penafasannya tinggal dua buah. Itu pun sudah dipasang di dua pasien sebelumnya.

Siapa yang akan dipasangi alat bantu pernafasan? Termasuk apakah yang sudah dipasang itu harus dipindah ke pasien lain?

Demikian juga dengan ICU. Siapa yang diberi prioritas dimasukkan ICU? Perlukah yang sudah di dalam ICU dikeluarkan untuk diisi yang lebih memerlukan?

Copy surat itu beredar di medsos. Yang mengirim: manajemen grup rumah sakit Henry Ford Health System. Yang memiliki 6 rumah sakit di seluruh negara bagian di Michigan.

Pabrik utama mobil Ford memang dibangun di situ. Pada 1915 Henry Ford membangun rumah sakit. Sekarang rumah sakit tersebut berkembang pesat. Omsetnya sekitar Rp 60 triliun tahun lalu.

Negara bagian Michigan termasuk yang paling parah. Nomor tiga setelah New York dan California. Sudah menggeser Washington.

Anda sudah tahu: tiap hari jumlah penderita Covid-19 di Amerika naik drastis. Lebih 15.000 satu hari. Kamis, Jumat dan Sabtu lalu.

Kalau perkembangan itu terus memburuk dan fasilitas di rumah sakit tidak cukup maka dokter harus membuat prioritas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan