SUBANG – Proyek pelebaran jalan lingkar di wilayah Cicenang, Ciater, Kabupaten Subang menjadi viral disosial media. Sebab, pengerjaan jalan yang dilakukan Dinas Bina Marga Jabar tersebut mengalami banjir lumpur ketika terjadi hujan lebat.
Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres, Selasa (3/12), kondisi badan jalan banyak dipenuhi lumpur. Sehingga, sangat membahayakan bagi pengguna kendaraan bermotor.
Menanggapi kejadian itu, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi IV, Drs H Daddy Rohanadi mengatakan, terjadinya banjir lumpur di jalan yang dikenal dengan tanjakan Emen karena adanya pengikisan tebing tanah pada saat pengerjaan jalan.
Menurutnya, pengikisan tersebut sebetulnya dapat diantisipasi atau diminimalisir dengan cara kemiringan tanah yang dilakukan pengerukan untuk pelebaran jalan tidak terlalu curam atau tegak lurus.
Selain itu, untuk pengerjaan harus ada koordinasi dengan pihak terkait. Sehingga, kejadian tersebut dapat diantisipasi dengan menempatkan petugas atau membangun pos jaga.
Daddy meminta, kepada Dinas terkait dan perusahaan pelaksana proyek harus segera melakukan langkah antisipasi agar tidak timbul korban. Mengingat, kondisi jalan tersebut memiliki tingkat kemiringan juga.
‘’Kalau jalan banyak lumpur itukan bisa berbahaya bisa terjadi kecalakaan nanti, paplagi kalau dijalan itu minim penerangan,’’ucap Daddy.
Politisi Partai Gerindra ini menuturkan, longsornya tebing badan jalan harus secepatnya ditanggulangi. Sebab, siapapun yang mengerjakan itu harus secepatnya melakukan pengamanan.
‘’Mumpung hujannya belum terlalu besar frekwensinya kalau sudah besar itu berartikan air terus turun dan kalau turun bawa tanah merah terus kebawah bahaya sekali itu apalagi tanjakan emen sangat rawan kecelakaan,” katanya.
“Semua akhirnya repot, tapi tetep harus ada langkah langkah penanggulangan kalau enga ya gitu terus masa Sebelumnnya, salah seorang penggiat lingkungan, Iis Rochati mengatakan, proyek pelebaran jalan tersebut sebelumnya sudah diprediksi pasti akan berdampak banjir lumpur. Sebab, kata dia, dalam pelaksanaan pengikisan bukit tidak memperhatikan dampaknya bila hujan turun.
“Bagi pihak yang berwenang ini harus dikaji lagi, karena dalam pelaksanaanya tidak sesuai perjanjian atau paparan sebelumnya,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, Kapolres Subang, AKBP Teddy Fanani langsung memerintahkan Kapolsek Jalancagak untuk melakukan koordinasi dengan Unit Damkar dan BPBD.