BANDUNG – Mantan Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, menyebutkan sosok yang layak jadi pejabat BUMN harus orang yang memiliki prestasi.
Pemerintah, dalam hal ini Presiden dan Menteri BUMN, harus menyadari bahwa pilihannya pada sosok yang akan jadi pejabat BUMN harus orang yang tidak berpotensi membuat kehebohan karena perusahaan perlu ketenangan.
Menurutnya, BUMN tidak bisa maju kalau hebohnya lebih besar dari kerjanya. Dahlan Iskan menggarisbawahi tentang perlunya situasi tenang sekarang ini. Terutama setelah terbentuknya kabinet baru.
Ia menilai sosok yang layak mendapat tempat adalah Arief Yahya, mantan Menteri Pariwisata yang juga adalah mantan Dirut Telkom Indonesia.
“Selama Arief Yahya menjadi menteri tidak terjadi kehebohan di Kementerian Pariwisata. Tapi hasilnya begitu nyata. Semua target tercapai. Bahkan masih sempat meletakkan fondasi,” kata Dahlan Iskan.
“Untuk pertama kali dalam sejarah, pariwisata kita menghasilkan 20 miliar dolar setahun di 2019,” kata Dahlan Iskan seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Dahlan menilai Arief Yahya sukses dalam meletakkan fondasi juga sukses mencapai target-target, tanpa heboh-heboh. Kita punya banyak sekali orang seperti Arief Yahya itu.
Kalau saja orang jenis itu bisa banyak tampil alangkah cepat majunya Indonesia, tutup Dahlan Iskan.
Sementara itu, rencana penunjukkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi bos di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat tanggapan berbeda dari berbagai pihak.
Salah satunya datang dari komisi VI DPR RI, Herman Khaeron. Dia tidak mempermasalahkan jika Ahok diangkat jadi bos di salah satu BUMN selama mekanismenya tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
Ya tinggal diselesaikan saja dengan peraturan perundang-undangan. Jika tidak melanggar undang-undang ya sah-sah saja. Dan Ahok memiliki kesempatan itu”, ungkapnya usai menghadiri pelantikan pengurus cabang HMI di salah satu hotel di kota Cirebon, Sabtu (17/11) petang.
Menurutnya kesempatan untuk menduduki jabatan tersebut memang terbuka bagi siapa saja yang memang dianggap memiliki kemampuan untuk membawa perusahan ‘Pelat Merah’ itu ke arah yang lebih baik, termasuk Ahok.