Namun perihal mulai penggempuran Gunung Bohong yang dilakukan awal bulan lalu, kata dia, sama sekali tidak ada itidak baik dari pihak KCIC untuk mengajak sosialisasi. Kemudian ia berinisiatif untuk mendatangi pihak Desa Laksana Mekar.
“Udah mulai kok kita gak diajak sosialsiasi,” ucapnya.
Pada akhirnya, ia dan warga lainnya diundang untuk menghadiri pertemuan dengan pihak KCIC. Mereka meminta warga RW 13 untuk menyetujui pembangunan tersebut. Namun, ia tetap menolak.
Alasannya, pihak KCIC sama sekali tidak bisa menunjukan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Kemudian yang paling penting adalah mereka seperti tidak memperhatikan keselamatan warga. Mereka menghindar kalau ditanya Amdal. Mereka kaya gak menyelelamatkan jiwa.
Di RW 13 tercatat ada sekitar 130 Kepala Keluarga (KK) dengan diisi sekitar 500 jiwa. Mereka pun terancam apabila peledakan terus dilakukan dan mendekati rumah warga. Apalagi, kata dia, informasinya proses pengerjaan terowongan itu akan berlangsung selama tiga tahun.
Sekretaris Desa Laksana Mekar, Kohar Muzakar, mengatakan, terkait masalah keresahan dan keluhan warga, sebetulnya beberapa waktu lalu sudah ada pertemuan antara warga dan pihak PT. CREC sebagai pelaksana.
“Dari hasil pertemuan itu ada kesepakatan bahwa pengeboman harus dihentikan sebelum keluar izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), resiko dan dampak pengeboman,” katanya. (mg5/yan)