Ribuan Pedagang Terancam Gulung Tikar

BANDUNG– Ribuan pedagang pakaian bekas di Pasar Cimol Gedebage Kota Bandung terancam gulung tikar. Hal itu dikarenakan sepinya pengunjung. Kondisi ini dialami para pedagang di bawah naungan Gapensa (Gabungan Pengusaha dan Jasa) Jawa Barat satu bulan terakhir ini.

Ketua Gapensa Jawa Barat, Ana Sumarna menyatakan, semenjak ada aksi penyegelan 550 Bal pakaian bekas yang dilakukan tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat bersama Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat karena diduga pakaian bekas yang dijual di kawasan Gedebage Kota Bandung mengandung virus dan tidak layak dibeli masyarakat, menyebabkan sepinya pengunjung ke tempat mereka berjualan.

“Saat ini pihak Disperindag Jabar dan API Jabar hingga saat ini tidak bisa membuktikan secara laboratorium terkait adanya virus dalam pakaian bekas yang dijual di pasar Gedebage Kota Bandung. Sementara, nasib sekitar 3 ribuan pedagang terancam gulung tikar lantaran sepi pengunjung,” katanya, Minggu (22/9).

Ana menambahkan, bahwa pihak pemerintah dan API harus meluruskan hal tersebut karena akan terus merugikan pedagang yang sudah berjualan sejak tahun 1994 di Kawasan Cibadak kemudian berpindah di Kebon Kalapa dan terakhir di Gedebage saat ini.

Disisi lain Ketua Koordinator Pedagang Pakaian Bekas Gedebage Amir Biki menegaskan, bahwa masyarakat tidak perlu khawatir untuk berbelanja pakaian bekas di Gedebage yang di impor dari Korea, Jepang melalui Malaysia dan Singapura lanjut ke Indonesia. Dirinya memastikan, pakaian yang dijual dalam kondisi aman untuk dipakai menyusul tiap-tiap Negara melakukan proses pemeriksaan kesehatan cukup ketat.

Bagaimana mungkin Negara maju seperti Korea, Jepang, Malaysia dan Singapura meloloskan barang impor yang tidak sehat mengandung penyakit. Ditambahkan Biki, bahwa selama pedagang berjualan pakaian bekas dari dulu hingga saat ini tidak ada pembeli yang mengeluhkan adanya virus akibat memakai pakaian bekas yang mereka jual

Sementara itu, Mirna seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Bandung mengaku sering membeli pakaian bekas di pasar Gedebage Kota Bandung untuk dijual kembali setelah melalui proses pengemasan.

Hal ini dilakukannya untuk menyambung hidup biaya kuliah. “Dengan munculnya isu tidak benar terkait adanya bakteri di pakaian bekas akan merugikan orang banyak termasuk dirinya yang menggantungkan biaya hidup dari berjualan pakaian bekas,” tandasnya. (rus/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan