Garuda Muda Masa Depan Bangsa

JAKARTA – Timnas U-16 Indonesia berada di puncak klasemen sementara Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 AFC 2020 usai mengalahkan Kepulauan Mariana Utara dengan skor 15-1, Rabu (18/9) malam. Selain itu, pemain timnas U-16 Indonesia juga sebagai pencetak gol terbanyak.

Dalam laga melawan Kepulauan Mariana Utara, gol-gol Indonesia dalam laga di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, dicetak oleh Marselino Ferdinan (9′, 51′, 53′ penalti, 63′, 90′), Ahmad Athallah (16′, 18′, 26′, 42′), Wahyu Pratama (59′, 78′), Ruy Arianto (58′, 73′), Aditya Daffa Al Haqi (15′) dan Mikael Tata (88′).

Sementara satu gol Kepulauan Mariana Utara dicetak Jim Kurt Maniago pada menit 45+1 babak pertama. Pada laga lainnya yang berlangsung mulai 15.30 WIB di hari dan tempat sama, China menaklukkan Filipina 6-0.

Tiga main masing-masing mencetak dua gol untuk China, yakni He Xiaoke, Maiwulang Mijiti dan Fan Chao. Selain menduduki puncak klasemen, pemain Indonesia juga menjadi pencetak gol terbanyak sementara di Grup G yaitu Marselino Ferdinan yang sudah membuat enam gol.

Di posisi kedua dengan lima gol ada penyerang Indonesia Ahmad Athallah Araihan dan gelandang China He Xiaoke.

Sementara Pelatih Timnas U-16 Indonesia Bima Sakti mengatakan, para pemainnya yang masih belia tidak diwajibkan memenangi setiap laga dan merebut beragam trofi.

Dia meminta publik pecinta sepakbola tidak menyamakan skuatnya dengan timnas senior Indonesia. Para pemainnya yang masih belia, lanjutnya, tidak diwajibkan memenangi setiap laga dan merebut beragam trofi.

”Mereka ini anak-anak yang umurnya baru 15 tahun. Kemenangan memang tujuan, tetapi yang paling penting adalah prosesnya,” katanya.

Pelatih asal Balikpapan itu tidak ingin publik membebankan tekanan yang seharusnya dipikul timnas senior ke skuatnya saat ini. Yang paling penting dari timnas kelompok umur termuda, adalah mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya sebagai bekal untuk menjadi pesepak bola berkualitas tinggi di masa depan.

Menurutnya, dia sempat mendiskusikan hal itu dengan Xavi Hernandez, legenda raksasa Spanyol Barcelona. Bima dan Xavi, yang pensiun pada Maret 2019, bersua ketika timnas U-16 mengikuti turnamen empat negara di Qatar pada akhir Agustus 2019.

”Xavi bercerita bahwa ketika masih menjadi pesepak bola belia, dia tidak dibebankan untuk menjadi juara. Akan tetapi, dia diajarkan bagaimana memenangi laga dengan proses yang baik, bagaimana mencetak gol dengan cara yang bagus. Itu yang paling penting,” ujar Bima.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan