Jawa Barat sendiri memiliki 2.950 SMK, 9,6 persen di antaranya adalah SMK negeri dan Sebagian besar (SMK) dikelola swasta, dengan kurang lebih 110 kompetensi keahlian. Hal itu merupakan peluang serta potensi yang sangat strategis untuk bekerja sama dengan dunia industri.
Salah satu contoh kerja sama sekolah dengan industry adalah kerjasama di bidang otomotif, dimana sekolah bekerjasama dengan PT ASTRA TBk. Di Jawa Barat terdapat sekitar 735 membuka teknik kendaraan ringan (otomotif), Namun di tahun 2019 baru 360 SMK yang bekerjasama dengan PT Astra dan selebihnya ditargetkan pada tahun 2012 semua SMK otomotif dapat bekerja sama dengan PT ASTRA TBk atau perusahaan sejenisnya. Model kerjasama yang dilakukan adalah, Penyelarasan Kurikulum, Pelatihan Guru, Peningkatan Sarana Prasarana dan alih tehnologi serta Teaching Factory ,” kata Dewi.
Dengan revitalisasi SMK, Dewi optimistis pada 2022 keterserapan lulusan SMK di dunia kerja mencapai 80 persen. Sisanya, melanjutkan ke jenjang berikutnya atau berwirausaha. Untuk mendorong hal tersebut sedang disusun Pergub tentang revitalisasi SMK di Propinsi Jawa Barat dan Pergub SMK tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Kita berharap sekitar 80 persen lulusan SMK dapat terserap di dunia kerja. 15 persen berwirausaha dengan keahlian yang dimiliki, dan sisanya melanjutkan ke jenjang berikutnya. Atau kita sebut BMW, yaitu Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha,” tutupnya. (*)