Kalau melihat mereka memang layak menjadi champion, mereka sudah sangat bekerja keras,” ujarnya.
Meski timnya tidak berhasil menjadi pemenang, Pelatih Tim Basket SMAN 2 Bandung, Yudhistira Suparman,31, mengaku bahwa anak didiknya sudah bermain dengan maksimal, dan sempat ada yang cedera.
“Good game, tapi memang Tuhan berkata lain, mungkin Regina Pacis lebih siap baik secara teknik dan mental, buat kami pelajaran yang baik. Anak-anak sudah berusaha dengan maksimal,” paparnya.
Yudhistira mengatakan bahwa timnya kehilangan fokus pada kuarter kedua,
“Kita lose di kuarter dua. Saat kita lagi leading kehilangan fokus tim, kehilangan ritme, dan menemukan momentum kembali saat kuater akhir dan sudah terlambat,” paparnya.
Yudhistira juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pendukung, SMAN 2 Bandung dan juga masyarakat Bandung.
“Pertama, kami meminta maaf tidak bisa mempertahankan trofi DBL tetap di Kota Bandung. Dan ini menjadi pelajaran serta PR (pekerjaan rumah) bersama bagi pelatih Kota Bandung khususnya untuk lebih bekerja keras melatih anak-anak,” paparnya.
Apresiasi untuk tim tuan rumah SMAN 2 Bandung datang dari Perwakilan Honda DBL, Donny Rahardian. Meski kalah tapi mampu bersikap sportif dan memberikan bunga bagi pemenang. “Good game good atmoster, semua baik, dan salut kepada SMAN 2 Bandung meskipun kalah mereka tetap apresiasi dengan memberi bunga.
Pertandingan hanya 40 menit selebihnya sebagai sahabat. Jangan lama-lama bersedih, perbaiki apa yang kurang,” ujarnya.
Donny juga menuturkan, bagi tim yang menang untuk tidak berpuas diri.
“Kemenangan tim basket putra Bogor ini pertama kali, itu bisa tercapai karena mereka punya hati dan kerja keras, membuktikan bahwa mereka mampu. Namun,
jangan berpuas diri, mereka harus menyiapkan untuk mempertahankan tahun depan,” pungkasnya. (mg4/drx)