CIMAHI – Selama 2019 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat mendapat bantuan pembiayaan hingga Rp 64 miliar. Bantuan tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Cibabat, Reri Marlia mengatakan, dana bantuan itu akan digunakan untuk pengadaan kelengkapan alat kesehatan (Alkes) untuk di ruang rawat inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensif Care Unit (ICU), Labolatorium, Rehabiliasi Medik dan Unit Tranfusi Darah (UTD).
”Alhamdulillah tahun ini ada bantuan dari DAK Rp 20 miliar dari provinsi Rp 44 miliar,” kata Reri, melalui sambungan telepon, Minggu (25/8).
Dia mengungkapkan, khusus uang sebesar Rp 44 miliar dari provinsi akan digunakan untuk pemenuhan sekitar 79 item Alkes. Sementara dari DAK digunakan untuk pengadaan sekitar 35 item Alkes. Pengadaan alat kesehatan paling mencolok, kata dia, adalah pengadaan peralatan bedah di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Cibabat.
”Sekarang sudah banyak sub spesialis bedah kita, mengakomidir kebutuhan para dokter spesialis bedah sentral,” ungkapnya.
Perihal pemeliharaan seluruh alat kesehatan di RSUD Cibabat, menurut Reri, setiap bulan pihaknya melakukan uji fungsi dan kalibrasi atau melakukan pengecekan dan pengaturan akurasi alat kesehatan.
”Kalau pemeliharaan ada bulanan ada mingguan. Tapi tergantung lifetime alatnya. Nanti IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit) yang berperan,” ujar Reri.
”Kalau sudah tidak layak baru dibuat berita acara bahwa ini sudah maksimal tidak bisa diperbaiki lagi,” sambungnya.
Saat ini, lanjutnya, Standar Peralatan Sarana Prasarana Rumah Sakit di RSUD Cibabat mencapai 58 persen, dari standar minimal 50 persen.
”Yang bagus dan amannya itu diangka 80 persen. Kita kan terus tiap tahun dibantu provinsi, Kemenkes. Dibantu peralatannya,” ucapnya.
Dia menjelaskan, pemenuhan dan pemeliharaan Alkes itu semata-mata untuk meningkatkan mutu pelayanan RSUD Cibabat. Terlebih lagi, rumah sakit yang terletak di Jalan Amir Mahmud itu merupakan rumah sakit regional atau rujukan dari berbagai daerah. Seperti pasien dari Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan tentu saja Kota Cimahi.