Orang Dalam

Demikian juga di puncak gedung berantai 17 itu.

Saya lirik bunyinya apa saja. Tidak ada yang saya masukkan ke dada. Sekarang pun saya sudah lupa apa saja bunyinya.

Hari pertama kerja itu saya lakukan pertemuan besar.

Staf pimpinan hadir. Banya karyawan yang datang. Saya langsung berdiri. Berbicara. Tidak pakai MC.

“Saudara-saudara, saya minta maaf bahwa saya menjadi direktur utama Anda semua. Tentu saya tidak lebih pintar dari kalian. Apalagi di bidang listrik. Karena itu saya tidak akan lama di sini. Saya sudah mengajukan syarat kepada bapak presiden bahwa saya tidak mau menjabat selama lima tahun. Kian pendek waktunya kian baik”.

Seperti spontan saja. Kalimat itu meluncur begitu saj. Tanpa rencana.

Saya memang minta banyak syarat. Untuk mau diangkat jadi Dirut PLN. Salah satunya: saya hanya mau maksimal tiga tahun. Saat itu saya baru merintis berdirinya pesantren internasional di Magetan. Untuk memperbaiki madrasah keluarga. Warisan leluhur. Yang lebih 100 jumlahnya. Yang 120.000 santrinya.

Saya harus ikut bertanggungjawab mengembangkannya.

Ternyata harus saya tinggalkan. Untuk jadi Dirut PLN.

Dengan perasaan ‘bersalah’ itulah saya menjadi direktur utama. Maka saya bertekad: untuk tidak mengajak satu pun orang dari luar.

Saya sudah punya pengalaman panjang. Bagaimana mengambil alih perusahaan gagal. Selalu saja saya temukan orang-orang hebat di perusahaan gagal itu.

Maka saya juga sangat yakin akan menemukan orang-orang hebat di PLN. Dan saya benar-benar menemukannya. Dengan sangat mudah. Bahkan berlebih.

Hasilnya sangat memuaskan. Krisis listrik cepat teratasi. Calo listrik lenyap dari bumi. Antrian lama hilang dari mayapada: untuk pasang listrik.

Alhamdulilah.

Tidak sampai dua tahun saya berada di kedudukan yang salah itu.

Sekarang ini saya mengucapkan Alhamdulillah sekali lagi. Jabatan Dirut PLN sudah kembali ke ‘orang dalam’. Biar pun sifatnya masih sementara.

Dan kabarnya ia tidak mau ditetapkan jadi Dirut yang definitip. Sudah dua ‘orang dalam’ yang diminta mengisi jabatan itu. Tapi Dua-duanya tidak mau.

Ngeri.

Tapi saya juga masih mendengar: banyak orang luar yang kasak-kusuk ingin masuk.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan