CIMAHI – Sejumlah trotoar Kota Cimahi semakin semakin dikuasasi oleh Pedagang Kaki Lima (PKL). Padahal, area itu seharusnya bersih dari aktifitas berdagang sebab, murni diperuntukan bagi pejalan kaki.
Trotoar yang sudah dipenuhi PKL itu di antaranya di kawasan Cimindi, Jalan Djulaeha Karmita, Jalan Pacinan, Jalan Pabrik Aci dan paling jadi sorotan adalah di trotoar Jalan Ria (kawasan Ramayana Cimahi).
Satuan Polisi (Satpol PP) Kota Cimahi sebagai penegak Peraturan Daerah (Perda) mengaku, menertibkan itu adalah perkara mudah. Tapi yang harus dipikirkan adalah solusi pasca penertiban bagi para PKL.
”Kalau niatnya hanya membersihkan kawasan, itu mudah. Tapi solusinya apa, tentu relokasi. Nah sekarang ini tempat relokasinya saja belum disiapkan, jadi kami tidak mau dulu menertibkan kalau sarprasnya saja belum siap,” jelas Kasatpol PP Kota Cimahi, Totong Solehudin saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, Jumat (26/7).
Diakui Totong, Satpol PP Kota Cimahi masih melakukan pendataan PKL yang masuk kawasan Alun-alun Cimahi itu. Bahkan, pihaknya sudah mengantongi sebagia nama-namanya.
”Nama dan jumlahnya sudah ada sebagian, sekarang masih pendataan. Tidak bisa asal-asalan, karena berkaitan sama nasib seseorang,” kata Totong.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperind) Kota Cimahi, Teja Dahliawati menyatakan bakal merelokasi PKL yang berada di kawasan Alun-alun Cimahi. Jumlahnya mencapai 199 PKL disasar untuk relokasi.
”Mereka akan direlokasi ke Pasar Atas Baru, rencananya di lantai dua rencananya,” kata Teja.
Pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2,08 miliar untuk renovasi kios di Pasar Atas bagi PKL Alun-alun Cimahi. Namun untuk realisasinya, mesti melalui lelang yang jadwalnya dilakukan bulan depan.
Kemungkinan, relokasi para PKL ke Pasar Atas Baru baru direalisasikan tahun depan. Sebab, jika memaksakan dengan kondisi sekarang, dikhawatirkan para PKL malah akan kembali lagi berjualan di tempat semula.
”Paling cepat, mungkin tahun 2020 baru bisa renovasi kios di lantai 2 itu. Takutnya begitu, karena kondisinya serba alakadarnya, bisa saja mereka tidak nyaman dan milih balik ke jalan. Nanti program penataannya jadi percuma,” pungkasnya.(mg5/ziz)