JAKARTA – Presiden Joko Widodo diminta mencari menteri yang mampu merealisasikan janji politik pada kabinet 2019-2024 mendatang. Karena itu, dibutuhkan sosok calon menteri yang berani sebagai eksekutor dalam mengambil keputusan penting.
Secara ideal komposisi kabinet harus bisa untuk merealisasikan janji politik. Yakni sesuai visi dan misi presiden dan wakil presiden. Periode kedua ini adalah pertarungan Jokowi membuktikan janji-janji politiknya,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di Jakarta, Jumat (12/7).
Pada periode kedua ini, tak ada alasan bagi Jokowi untuk tidak merealisasikan janji politiknya. Sebab, saat ini posisinya cukup kuat. Terlebih, didukung banyak partai politik dan koalisinya menguasai parlemen. Tentu susunan kabinetnya harus berimbang. Sehingga tidak memunculkan kecemburuan sosial politik. Posisi menteri diharapkan bisa menciptakan harmoni dalam kinerja, jelas Adi.
Selain aspek proporsionalitas, dukungan parlemen yang hampir 60 persen menjadi faktor kuat buat Jokowi untuk merealisasikan janji politiknya. Dukungan parlemen hampir 60 persen yang akan all out mendukung kebijakan Jokowi. Jadi visi misi dan program kerja Jookowi tentang apa saja kemungkinan akan didorong dan didukung secara maksimal, paparnya.
Terkait menteri muda, lanjutnya, pertimbangannya harus murni kompetensi bukan karena latah mengikuti negara-negara lain. Milenial ini jangan hanya latah-latahan karena di negara lain ada anak muda yang menjadi menteri. Kalau memang kelompok milenial yang dicari itu tidak ada, jangan dipaksakan, tukasnya.
Adi mengingatkan menteri muda yang dipilih juga harus mempunyai dukungan penuh dari partai politik. Tujuannya agar mampu bertahan dan terbebas dari rongrongan politik. Dinamika sistem politik kita ini susah ditebak. Mungkin ada milenial pinter, cerdas dan punya kapasitas. Kalau tidak punya backup politik, dia bisa terancam di-bully di Senayan, imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengisyaratkan pembentukan kementerian baru sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Salah satu upayanya adalah memberi tempat untuk anak muda dengan rentang usia 20 hingga 30 tahun masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II. Hingga kini Jokowi belum mengumumkan nama-nama menteri yang berasal dari kalangan partai maupun nonpartai.