NGAMPRAH– Kendati sudah memasuki musim kemarau panjang, namun kondisi pakan ternak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat masih relatif aman. Hal itu disampaikan seorang peternak sapi potong di Kampung Cisarua, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Nana,46, kemarin.
Diakuinya, pakan ternak sampai saat ini masih mudah didapat untuk memenuhi makanan bagi produksi sapi. “Sejauh ini, Alhamdulillah di daerah kami masih cukup subur, stok rumput gajah sebagai pakan utama sapi melimpah,” katanya.
Nana menyebutkan, dalam sehari dirinya dapat mengumpulkan hingga 75 kilogram rumput segar di hutan milik Perhutani. Apalagi, sapi potong tergolong lebih gampang diberi pakan dibanding sapi perah.
“Kalau sapi potong yang penting ada pakan utama, yaitu rumput. Kalau tidak ada, bisa diganti dengan jerami. Beda dengan sapi perah, pakannya lebih sulit, ditambah sapi perah wajib diberikan konsentrat,” ujarnya.
Nana bersama puluhan peternak sapi lainnya sudah bertahun-tahun menyewa lahan seluas 3 hektare, yang ditanami rumput di Perhutani. Jika masih kekurangan rumput, kata dia, maka peternak bisa menggantinya dengan dedaunan yang banyak tumbuh di hutan.
“Selain rumput segar, sapi juga diberi tambahan pakan seperti ampas tahu atau singkong. Jadi saat ini peternak di sini tidak kesulitan,” katanya.
Sementara itu, Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia (GKSI) mengakui, permasalahan yang sering dialami peternak khususnya saat musim kemarau adalah ketersediaan pakan rumput sebagai makanan pokok sapi.
Ketua GKSI, Dedi Setiadi mengungkapkan, untuk memenuhi ketersediaan pakan, para peternak sering mengganti pakan pokok dengan jerami atau daun pisang, meski akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas susu sapi.
“Yang utama itu rumput harus aman dan subur. Kalau rumput tersedia maka petani juga bakal sejahtera karena produksi sapi tidak akan mendapat hambatan,” tandasnya. (drx)