SOREANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menjalani tahap presentasi dan wawancara dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019. Tahapan KIPP yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), sejak tanggal 2 sampai 16 Juli 2019 mendatang.
Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, Taman Pangulinan Cacah Menak-Taman Edukasi Lalu Lintas Sabilulungan (Pacantells), merupakamn inovasi yang diajukan Pemkab Bandung. Dirinya merasa optimis, Pacantells memenuhi syarat bersaing dengan 98 inovasi lainnya untuk menuju Top 45. para panelis mengapresiasi inovasi Pacantells karena dianggap dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas.
”Ada beberapa hal yang menjadi catatan dan masukan bagi kami, namun intinya inovasi Pacantells mendapat apresiasi yang cukup baik. Mengingat, inovasi ini upaya untuk menekan jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas,” Katanya saat ditemui di Soreang, Selasa (9/7).
Menurut Dadang, sasaran utama dari inovasi Pacantells adalah edukasi terhadap isu kesetaraan gender. ”Taman ini kelebihannya ada edukasi berbasis kurikulum, untuk kepentingan kesamaan gender anak dan ibu. Dimana yang harus teredukasi lalu lintas itu bukan hanya bapak-bapaknya saja,” jelasnya.
Dadang mengatakan, banyak anak dan ibu yang mengalami kecelakaan saat berkendara, akibat minimnya pengetahuan berlalu lintas. Di Kabupaten Bandung sendiri lanjutnya, eksistensi taman ini terus disosialisasikan baik melalui media sosial maupun lembaga pendidikan.
”Pacantells bukan hanya mendidik dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara berlalu lintas dengan baik, yang lebih esensial adalah membentuk karakter baik yang kuat sejak dini,” jelasnya.
Menurutnya, karakter baik yang diharapkan tumbuh dari hadirnya taman ini, bukan hanya dalam berlalu lintas saja. ”Di sini juga ada edukasi lingkungan, kesehatan dan kebersihan diri. Jika semua diserap anak sejak dini, maka akan melekat kuat dan selanjutnya akan membentuk generasi yang berkarakter,” akunya.
Tantangan dan hambatan yang ia rasakan dari inovasi taman tersebut, yaitu jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang cukup banyak.
”3,7 juta jiwa penduduk tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kami, namun kita antisipasi dengan efisiensi. Tidak harus setiap kecamatan atau desa ada taman, tetapi bagaimana memaksimalkan upaya proaktif dari komunitas yang sudah teredukasi di taman ini,” katanya.