Performa Ekonomi Tak Sesuai Harapan

JAKARTA– Performa ekonomi RI pada kuartal pertama lalu tidak sesuai harapan. Namun, pemerintah tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini tercapai. Belakangan, sejumlah indikator menunjukkan tren positif. Pemerintah yakin kinerja perekonomian pada kuartal kedua tahun ini meningkat sehingga target pertumbuhan 5,2 persen akan tercapai.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut panen raya sebagai salah satu indikator yang membuatnya optimistis mengenai pertumbuhan ekonomi. Tahun ini panen raya terjadi pada awal kuartal kedua. Sementara itu, tahun lalu panen raya terjadi pada kuartal pertama. “Arah pertumbuhan ekonomi akan baik pada kuartal kedua,” ujar pria 70 tahun itu, kemarin (9/6).

Selain dampak positif pemilu yang berjalan lancar, momen Ramadan dan Lebaran men­jadi faktor penunjang tumbuh­nya perekonomian. Sebab, pada Ramadan dan Lebaran, tingkat konsumsi masyarakat mening­kat pesat. Bukan hanya pada lingkup korporat, melainkan juga rumah tangga.

“Mungkin pengeluaran kon­sumtif kita tidak sebagus tahun lalu. Tapi, paling tidak kita bisa mengharapkan peng­eluaran dari LNPRT (lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga) meski tidak banyak,” terang Darmin. Karena itu, pemerintah yakin perekono­mian RI masih akan tumbuh.

Pendapat senada dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulya­ni Indrawati. Dia optimistis laju pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal kedua lebih cepat. Sama seperti Darmin, dia me­nyebut Ramadan dan Lebaran sebagai salah satu faktor pen­dongkrak ekonomi domestik. Terutama dari sisi konsumsi rumah tangga. “Kami tentu berharap momen ini bisa di­manfaatkan,” katanya kepada wartawan di rumah dinasnya.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, mudik kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ba­nyaknya tol terbukti mampu mengurai kemacetan yang bia­sanya menjadi problem utama saat mudik. Karena bebas macet, sebagian besar pemudik memi­lih jalur darat. Dampaknya, kota-kota tujuan mereka men­jadi objek konsumsi masyarakat.

“Spillover-nya (dampak) ke­pada ekonomi di setiap kota tujuan (pemudik). Sebab, me­reka jadi punya cukup waktu untuk membelanjakan uangnya sambil bersilaturahmi,” jelas Ani. Puncak aktivitas konsum­si masyarakat itu, menurut dia, akan menimbulkan denyut ekonomi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan