JAKARTA – Posisi Indonesia sebagai Presiden Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang berlangsung sejak 1 Mei 2019 lalu hanya menyisakan empat hari lagi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melaporkan kiprah Indonesia selama menjadi Presiden DK PBB.
Retno menjelaskan, selama memimpin DK PBB, ada sejumlah isu penting yang digulirkan Indonesia. “Saya baru dari NY untuk kembali memimpin dua pertemuan di DK, pertama adalah pertemuan mengenai atau membahas isu timur tengah termasuk Palestina,” ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin (27/5).
Retno menjelaskan, DK PBB harus memiliki solusi konkrit bagi kondisi di Palestina. Mulai dari memberikan perlindungan bagi penduduk sipil Palestina, memperbaiki situasi ekonomi dan sosial masyarakat Palestina, dan memulai kembali proses perdamaian.
Hal lain yang dibahas dan dipimpin Indonesia adalah isu yang membahas mengenai perlindungan Warga Sipil di wilayah-wilayah konflik. “Saya juga memimpin dua pertemuan, yang satu mengenai masalah peacekeeping operation terutama dari masalah pelatihan dan juga capacity building kepada para peacekeepers,” imbuhnya.
Retno menjelaskan, posisi Presiden DK PBB hanya berlaku sebulan. Dengan demikian, keketuaan jabatan Indonesia di DK PBB hanya menyisakan 4 hari. “Sejauh ini presidency RI banyak sekali diapresiasi oleh negara anggota PBB,” tuturnya.
Selain persoalan DK PBB, dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo kemarin, Retno juga melaporkan ucapan selamat yang disampaikan negara-negara sahabat. Meski terjadi sedikit kasus kerusuhan, secara umum dunia internasional mengapresiasi pelaksanaan Pemilu Indonesia.
“Makanya kalau dilihat, begitu pelaksanaan pemilu pun sejumlah kepala negara kepala pemerintahan yang sudah menelepon presiden atau kemudian memuat di dalam twitter,” kata dia.
Selain melalui sambungan telepon dan sosial media, kata Retno, sejumlah negara juga menyampaikan apresiasi dan selamat melalui surat diplomatik. Hingga kemarin, sudah ada 40 negara dan tiga organisasi internasional yang menyampaikannya ke Kemlu. Di antaranya datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.