“Hoaks disebut bisa jadi bisnis bisa bahkan meraup Rp600 700 juta. Jadi motivasinya selain menyesatkan pembaca, namun bisa menjadi lahan rezeki sang creator tersebut, bebernya.
Dijelaskanya, motivasi penyebaran hoaks bisa dibagi dengan empat aspek. Pertama, aspek ekonomi untuk mencari monetasi keuntungan dari internet. Lalu , ideologi atau penyebaran paham lewat berita hoaks.
Ada pula yang kesannya memprovokasi bagi pembaca untuk berbuat di luar nalarnya dan motivasi terakhir adalah lelucon. Meskipun lelucon ini sangat berbahaya,” tandasnya. (fin/tgr)