Transformasi PT Pos Indonesia Menghadapi Era Digital dan Revolusi Industri 4.0

”Kedua adalah dalam kon­teks distribusi uang melahi­rkan produk-produk. Di pos itu dulu kita mengenal cek pos, wesel, itu masih sangat membutuhkan transaksi fisik,” jelasnya.

Bagaimana dengan wesel yang kurang diminati untuk mengirim uang? Gilarsi men­jelaskan, dalam transformasi di jasa layanan keuangan, dulu transfer uang melalui wesel, remittance overseas (transfer uang dari luar nege­ri), nah di Pos pun masih relevan. Kemudian muncul kebutuhan-kebutuhan baru ketika konteks e-commerce muncul.

E-commerce ada tiga pilar, yaknimarketplace, kurir, dan payment gateway. Sekarang ada media sosial (medsos), orang bisa jualan barang di Instagram, Facebook, dan medsoslain.

Akibatnya, transaksi online tidak wajib melibatkan mar­ketplace. Ketika transaksi penjualan itu menjadi social commerce, maka siapa yang bertanggung jawab pada penyerahan barang dan penyerahan uang?

”Nah, ini dibutuhkan se­buah perusahaan yang me­miliki pelayanan terintegrasi untuk bawa barang dan bawa uang. Kami membawa barang dan membawa uang. Kebu­tuhan seller dan buyer itu bisa terfasilitasi dengan baik,” jelasnya.

Contoh lain, kata Gilarsi, peer to peer lending, itu Pos tidak diizinkan untuk mela­kukan pembiayaan peminja­man.

”Kita diizinkan untuk mene­rima dan menyimpankan uang masyarakat, tapi kita tidak mendapatkan izin untuk mela­kukan itu. Tetapi, kalau kita berkolaborasi dengan start-up peer to peer lending di Indo­nesia, ketika peer to peer lending ini dilakukan virtual to virtual, digital to digital mereka tetap membutuhkan physical pre­sence, yaitu ketika mereka membayarnya atau mengirim­nya secara uang tunai maka kehadiran Pos sangat relevan,” ujarnya.

Dalam protokol uang, lanjut Gilarsi, orang masih butuh uang tunai, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) bisa mewakili tapi tidak ada di semua tempat. Pos memiliki physical presence ada di seluruh Indonesia untuk mengambil atau menerima bayaran uang tunai, maka Pos masih dibutuhkan.

Bagaimana menghadapi persaingan jasa logistik? Dirut PT Pos Indonesia mengakui persaingannya saat ini luar biasa. Salah satu yang men­jadi keunggulan Pos, yaitu ketersebaran dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Pulau Rote.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan