JAKARTA – Posisi mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Rommy makin tersudut. Ini setelah politisi partai berlambang Kabah asal Jawa Timur, Asep Saifuddin Chalim membantah keterlibatannya dalam kasus pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama RI usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kemarin (25/3).
Yang menarik, mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD kembali angkat bicara. Ia menilai keterangan Rommy satu bagian dari tiga alasan yang memperlihatkan kondisi tersangka yang lemah, dan mencari kambing hitam dari polemik yang dialaminya. “Keterangan saudari Khofifah sudah jelas kan. Ia membantah!” ujar Mahfud saat berkunjung di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.
Mahfud menuturkan, seorang tersangka memiliki beberapa ritual ketika posisinya terjepit. “Ada tiga ritualitas orang ditangkap. Pertama bilang dijebak, padahal tidak mungkin orang dijebak dengan OTT karena OTT itu kan pasti dibuntuti sudah lama. Toh dia sendiri yang mengatur pertemuannya itu,” timpal Mahfud.
Kedua, menyebut dirinya sebagai korban politik. “Lalu yang kedua, menjadi korban politik. Dan yang ketiga, akan menolak seluruh eksepsi dan mengajukan eksepsi atas dakwaan JPU. Itu biasa, memang selalu begitu urutannya, tandasnya.
Menurut Mahfud MD, jarang sekali pihak yang tertangkap tangan, mengakui apa yang dilakukakannnya. “Rommy baru sampai pada ritual pertama menyatakan dijebak atas kasusnya itu. Bilang tidak kenal, bilang direkomendasi orang hanya sampaikan aspirasi, ya seputar itulah. Ya kita semua sudah biasa dengar yang begitu. Sekarang kita serahkan semua pada KPK,” paparnya.
Sementara itu, Asep Saifuddin Chalim kepada wartawan mengakui dirinya dimintai keterangan terkait seleksi jabatan di lingkungan Kemenag 2018-2019. “Ya benar, saya berikan keterangan, Saya sebagai saksi untuk tersangka untuk saudara Rommy,” jelasnya saat tiba di Gedung KPK.
Ia megakui jika memang kenal dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Haris Hasanuddin, yang juga salah satu tersangka kasus suap tersebut. “Kenal sekali. Karena hampir 20 tahun yang lalu dia (Haris, red) setiap pagi belajar ngaji ke saya. Jelas kenal,” ucap Asep.
Meski demikian ia tegas membantah telah memberikan rekomendasi ke Romahurmuziy soal jabatan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur yang kemudian diisi oleh Haris Hasanuddin tersebut. “Wah itu tidak pernah. Tidak pernah memberikan rekomendasi ke Pak Rommy,” ungkap Asep.