“Melayani dan dekat dengan rakyat, hampir tak ada jarak. Setelah berkuasa tetap tidak ada perubahan, tetap menjadi presiden yang merakyat, karena memang lahir dari rakyat,” terangnya dikonfirmasi terpisah.
Disebutkan Pangi, rakyat di banyak daerah lebih memilih sosok pemimpin yang dianggap mewakili mereka, bukan pemimpin dari keluarga biru atau bangsawan. Dengan alasan, masyarakat menganggapnya lebih peka dengan persoalan-persoalan yang muncul di tengah mereka.
“Pak Jokowi sosok pemimpin yang mau mendengar, langsung turun melihat persoalan, sosok yang sederhana dan tak ada beban menyalami, menyapa rakyat manapun. Saya melihat Jokowi adalah presiden yang egaliter, cair berkomunikasi diselingi sedikit humor, mulai dari rakyat bawah sampai elite,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dikatakan Pangi, perpaduan antara aspek kepribadiannya dengan prestasi yang ditorehkan selama memimpin, membuat popularitas Jokowi makin positif di tengah masyarakat. Meskipun dalam prosesnya, dia kerap kali diserang fitnah dan isu hoax.
“Sangat besar pengaruhnya, karena rakyat senang dengan pemimpin yang sederhana dan merakyat, ditambah lagi berpengalaman. Kebijakannya memihak dan membela rakyat,” tandasnya.(rls)