Saefudin,50, warga Kampung Rengas Condong (Rencong) berpendapat sampah merupakan horor bagi masyarakat, khususnya warga Kampung Rencong. “Makanya saya inisiatif mengelola bank sampah, saya beri nama Bank Sampah Resik. Sudah dua tahun berjalan, namun masih banyak warga belum paham apa itu bank sampah. Banyak yang belum tau apa itu sampah organik, sampah anorganik. Sekarang sekitar 40 persen volume sampah di Kampung Rencong sudah berkurang,” ujar Saefudin.
Dirinya menyambut baik kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Menurutnya hal itu sejalan dengan apa yang selama ini sudah dia lakukan. “Alhamdulillah, seolah ada angin segar dengan adanya kampanye pengurangan kantong plastik di supermarket ini. Beban sampah plastik akan semakin berkurang,” katanya pula.
Kampanye Gerakan Sabilulungan Pengurangan Kantong Plastik, yang sudah dilakukan serentak di 400 ritel di seluruh wilayah Kabupaten Bandung, diresmikan Bupati Bandung H. Dadang M. Naser beberapa waktu lalu. Gerakan tersebut juga dilakukan dalam rangka mewujudkan Program Kabupaten Bandung Bersih Sampah 2020.
“Kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik ini terus kita sosialisasikan, agar masyarakat ketika berbelanja itu membawa kantong belanjanya sendiri dan tidak menggunakan kantong plastik,” ucap bupati.
Gerakan tersebut dilakukan sebagai upaya mengurangi beban sampah yang tidak bisa terurai. Dirinya juga mengimbau agar masyarakat memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan. “Gerakan ini akan terus disosialisasikan. Sampai saat ini sudah ada tindakan pada pelanggar, namun masih dalam konteks tindak pidana ringan (tipiring). Ke depan, sanksinya akan ditingkatkan,” tegasnya.
Setelah pasar modern, berikutnya gerakan yang sama akan masuk ke pasar tradisional. Jika gerakan ini secara kolosal dilakukan, Dadang meyakini pengurangan penggunaan kantong plastik akan sangat terasa.