NGAMPRAH– Tingginya jumlah penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) membuat Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna prihatin dan sedih. Penerima program yang digulirkan menggantikan beras sejahtera (rasta) ini mencapai 82.971 penerima di Bandung Barat, berkurang dari jumlah semula 95.599 keluarga penerima manfaat (KPM).
“Jujur saja saya sedih melihat masih banyak peserta penerima bantuan ini. Artinya masih banyak warga KBB yang miskin,” ujar Umbara saat ditemui di Lembang, Kamis (28/2).
Masih banyaknya warga KBB yang membutuhkan uluran tangan dari program bantuan sosial menjadi pekerjaan rumah bagi dirinya selaku orang nomor satu di KBB. Berdasarkan data dari Dinas Sosial KBB dan juga hasil blusukan dirinya terjun ke masyarakat, warga miskin terbanyak ditemukan di wilayah selatan. Pihaknya juga minta Disnaker untuk membuka lapangan pekerjaan, karena warga di wilayah selatan masih banyak yang bekerja ke luar daerah dan menjadi TKI.
“Sekitar 30% warga di selatan KBB banyak yang menjadi TKI. Ke depan Disnaker harus tampak programnya, termasuk dinas lainnya juga untuk berperan serta memikirkan warga agar dapat sejahtera dua hingga tiga tahun ke depan,” pintanya.
Terkait BPNT, dia menilai justru lebih bermanfaat ketimbang program bantuan rasta/raskin. Sebab, program ini membuat masyarakat lebih menikmati karena berasnya layak konsumsi. Walaupun mereka hanya dapat Rp 110.000/bulan, tapi minimal mereka bisa membeli beras yang seharga Rp 10.000 sampai Rp 11.000.
Terkait berkurangnya KPM, dia meminta kepada Dinas Sosial untuk mengomunikasikan kepada warga yang tidak mendapatkannya. “Itu harus dikomunikasikan karena mungkin warga akan bertanya-tanya yang biasa mendapatkan tapi sekarang menjadi tidak. Mudah-mudahan yang tidak dapat ini sudah sejahtera,” ujarnya. (drx)