Keterlaluan

Saya mengisinya dengan sungguh-sungguh. Misalnya ketika ditanya berapa kali naik pesawat. Dalam satu bulan.

Saya mencontreng jawaban terakhir: lebih lima kali.

Saya harus isi itu. Agar saya dimasukkan responden yang penting.

Ketika ditanya paling sering naik pesawat apa, saya jawab dengan sebenarnya: Citilink dan Batik. Bukan Lion.

Pertanyaan lain yang penting tinggal satu: apa yang diutamakan saat memilih pesawat.

Jawaban saya: No. 1 tepat waktu. No. 2 tepat waktu. No. 3 tepat waktu.

Saya memang tidak pernah mempersoalkan ada makanan atau tidak. Disediakan makanan pun sering tidak saya makan. Kuenya pasti manis. Masakannya pasti kalah dengan dapur istri saya.

Dan lagi saya memilih tidur daripada makan. Sering sekali saya tidak tahu kapan pesawat take off. Sudah tertidur saat pesawat masih taxiing. Saya juga jengkel kalau saat enak-enaknya tertidur dibangunkan. Hanya untuk diberitahu bahwa makanannya sudah datang.

Atau memilih nulis artikel. Untuk DI’s Way.

Saya juga tidak mempersoalkan duduk di ekonomi atau bisnis. Sama saja. Untuk jarak pendek. Saya hanya harus naik kelas bisnis kalau terbang jarak jauh.

Saat ke Taiwan bulan lalu saya coba rute ‘aneh’: Surabaya-Brunei-Taipei. Ekonomi.

Itu karena saya melihat peta. Posisi Brunei ternyata tepat di tengah garis Surabaya-Taipei. Tegak lurus ke utara.

Kalau lewat Singapura sebenarnya rugi. Pun lewat Kuala Lumpur. Ke barat dulu. Baru ke utara.

Untuk lurus ke utara itu saya pilih Royal Brunei. Surabaya-Brunei dua jam. Brunei-Taipei dua jam. Hanya saja transitnya di Bandar Seri Begawan. Ibukota Brunei. Yang bandaranya sepi. Sunyi sekali. Gak masalah. Toh saya tidak terlalu tergiur dengan keramaian. Sepi itu kadang baik sekali. Untuk dinikmati.

Saya tidak tahu. Apakah Lion serius. Dalam usaha membuat jadwalnya lebih tepat. Yang selama ini dikenal sebagai keterlaluan: kegemaran telatnya.

Saya coba penerbangan murah ke Thailand sekarang ini. Untuk membandingkan tarif baru Indonesia. Dari Singapura ke Chiang Mai saya naik pesawat Scoot. Dua jam penerbangan. Lebih dikit. Belinya agak mendadak. Harganya Rp 1.450.000.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan