Namanya Pinit Ngarmpring. Umur 54 tahun.
Tiga bulan lalu namanya diganti. Menjadi Pauline Ngarmpring. Setelah operasi kelamin. Menjadi wanita. Seperti impiannya sejak kanak-kanak.
Namanya sudah disahkan oleh KPU. Sudah boleh ikut pemilu. Dia atau ia sudah mulai kampanye. Terang-terangan. Menyatakan diri sebagai LGBT.
Setidaknya, katanya, partainya bisa mendapat 10 kursi. “Mungkin saja saya tidak berhasil jadi perdana menteri,” katanya. “Setidaknya kesetaraan gender LGBT sudah diakui,” tambahnya.
Pengaruh Pauline tidak kecil. Dia atau ia pernah mendirikan fans club. Untuk penggemar sepakbola. Dia atau ia berhasil menjadi ketua Boneknya Thailand.
Saat merantau ke Amerika Pinit pernah bekerja di sebuah restoran. Di New York. Lalu belajar memasak. Serius sekali. Lewat youtube.
Menjadi ahli.
Kini Pauline memiliki restoran di Bangkok. Namanya Pauline Kitchen. Menyajikan masakan Thailand yang sudah dipermodern.
Pun kalau Pauline terpilih jadi perdana menteri belum tentu tidak mampu. Filipina pernah punya presiden LGBT. DEBELUM presiden yang sekarang. Prestasinya luar biasa. Pertumbuhan ekonomi Filipina 7,9 persen. Saya sempat mengucapkan selamat pada beliau. Atas prestasi dan kemajuan itu. Saat saya diterima di istananya yang sederhana di Manila: Istana Malacanang.
Dengan semua itu pemilu di Thailand menjadi tidak seru lagi. Pemerintahan militer yang sekarang pasti akan berlanjut. Dengan baju baru: demokrasi. Hasil pemilu.
Tapi siapa tahu Pauline jadi bola liar. Yang tiba-tiba saja menggelinding sendiri. Ke gawang lawan. Tanpa ada yang menendangnya. (dahlan iskan)