Militer juga sudah punya partai politik. Sudah disurvei. Sudah bisa menang pemilu. Perdana menteri hasil kudeta sekarang akan bisa dapat masa jabatan kedua. Secara legal dan demokratis.
Maka perdana menteri Jendral Prayuth Chan-O-Cha pede. Mengadakan pemilu mendadak. Tanggal 27 Maret bulan depan. Agar pengikut Thaksin tidak sempat bikin partai. Pun kalau sempat tidak akan cukup waktu untuk memenangkan pemilu.
Militer lega. Merasa aman. Dan bangga. Bisa menyelenggarakan pemilu seperti yang sudah dijanjikan saat kudeta.
Tiba-tiba petir itu menggelegar dari langit. Putri Ubol datang ke KPU. Mendaftar jadi caleg. Dari partai baru. Yang dibentuk pengikut Thaksin.
Ternyata muncul Shinawatra dalam bentuk lain. Yang lebih hebat. Yang lebih sulit dikalahkan.
Militer panik. Harus diapakan dia. Bagaimana cara memberangusnya.
Dia memang putri raja. Tapi sudah menjadi orang biasa. Dia orang biasa. Tapi putri raja. Dia juga kakak raja yang sedang berkuasa.
Sang Raja, akhirnya bikin pernyataan: pencalegan itu tidak pantas dan tidak boleh. Keluarga kerajaan tidak boleh terlibat politik. Sulit juga.
Pernyataan raja itu sendiri sekaligus juga merupakan pelanggaran. Berarti raja sudah ikut campur dalam politik.
Ruwet. Pusing. Pemilu sudah terlanjur dekat. Itulah Thailand sekarang ini. Baiknya pembaca DIs Way jangan ikut campur. (*)