Imlek 2570, Pos Indonesia Luncurkan Prangko Shio Babi

Tidak seperti astrologi barat yang berdasarkan pada peredaran planet-planet dalam tata surya, astrologi cina didasarkan pada kalender bulan yang dimulai pada akhir bulan Januari sampai pertengahan Februari setiap tahun. Tergantung pada tanggal jatuhnya bulan baru.

Setiap tahun dalam kalender Cina dilambangkan dengan 12 binatang yang dipercaya mewakili karakter tahun dan orang-orang yang dilahirkan pada tahun tersebut. Shio adalah zodiac yang menggunakan simbol-simbol hewan untuk melambangkan tahun, bulan dan waktu dalam astrologi tionghoa.

Pada awal tahun 2019 ini, Indonesia menerbitkan prangko seri Shio Babi dengan menampilkan profil babi pada artefak-benda peninggalan sejarah Nusantara. Babi merupakan perlambang kejujuran, kesederhanaan dan keuletan yang luar biasa, serta gagah dan juga lambang kekuatan.

”Watak orang dengan shio babi akan mengabdikan dirinya pada tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan sekuat tenaga dan dapat diandalkan untuk menyelesaikannya. Namun, dia juga manusia paling wajar yang pernah Anda temui. Warga shio ini populer dan banyak dicari orang, karena sebagaimana juga kambing dan kelinci, babi selalu ingin mewujudkan keharmonisan di antara sesama,” tuturnya.

Shio Babi Tanah merupakan sosok yang tenang, wajar, periang, dan punya banyak akal. Unsur tanah menjadikannya produktif. Ia senang beraktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan dana. Shio Babi Tanah akan merencanakan masa depannya sendiri dan menentukan target yang harus dicapai.

Iia tidak akan berhenti sebelum mencapai targetnya. Kemauannya keras, sanggup menanggung tekanan, mampu memikul beban yang tak mampu dipikul orang lain. Shio Babi Tanah rajin, bersemangat, tekun, dan mengabdikan diri pada pekerjaan serta keluarganya. Ia akan menemukan ketentraman dan sukses materi dan senantiasa mencari kehidupan yang tenang dalam keluarga yang harmonis.

”Celengan sebagaimana desain prangko yang ditampilkan kali ini, merupakan nama umum untuk kotak akumulasi atau penabungan koin, yang umumnya digunakan oleh anak-anak. Celengan biasanya terbuat dari keramik atau porselen yang bertujuan untuk mengajarkan kepada anak agar gemar menabung,” urainya.

Pada celengan tradisional, uang dapat dengan mudah dimasukkan, namun jika ingin mengambil uangnya, celengan tersebut harus dipecahkan. Itulah sebabnya beberapa celengan babi kuno sering ditemukan oleh arkeolog dalam keadaan pecah berkeping-keping sehingga perlu direkonstruksi lagi untuk menjadikannya bentuk utuh kembali.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan