NGAMPRAH– Tim dari Bank Dunia melakukan kunjungan kerja sekaligus peninjauan terhadap program inovasi lokal yang digulirkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bandung Barat yakni Program Pelayanan Dasar Desa/Replikasi Program Generasi Sehat dan Cerdas di Desa di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2018.
Dalam kunjungan tersebut tim Bank Dunia menegaskan bahwa tantangan utama permasalahan pelayanan sosial dasar khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan selama ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 dan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan pengaruh yang besar dalam penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di desa terutama dalam pelayanan sosial dasar.
Pada kesempatan tersebut Tim dari Bank Dunia menyampaikan apresiasi positif kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan semua pihak yang terlibat atas inisiatifnya untuk menyelenggarakan replikasi generasi sehat dan cerdas program pelayanan dasar di desa, guna upaya percepatan pembangunan di desa pada bidang kesehatan dan pendidikan khususnya pada pelayanan sosial dasar di desa.
Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) merupakan Program Pemerintah Pusat yang telah dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat sejak tahun 2012 dalam penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan akses layanan sosial dasar khususnya pada bidang kesehatan ibu dan anak serta pendidikan dasar dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Pelaksanaan Program Generasi Sehat dan Cerdas di Kabupaten Bandung Barat, menunjukkan hasil yang cukup efektif berkontribusi dalam percepatan kemandirian desa serta terdapat sejumlah hal yang layak untuk diaplikasikan dan dikembangkan. Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu lokasi Program Generasi Sehat dan Cerdas non Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang berlokus hanya pada 61 Desa pada 6 Kecamatan.
Data riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan masih rendahnya beberapa indikator capaian kesehatan ibu dan anak, di antaranya, angka persalinan melalui tenaga kesehatan masih 87,6 persen, bayi yang menerima asupan asi ekslusif sebanyak 38,0 persen, balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 13,9 persen, balita gizi buruk sebanyak 5,7 persen, stunting sebanyak 37,2 persen, wanita hamil beresiko kurang energi kronik (kek) sebanyak 24,2 persen, anemia pada wanita hamil sebanyak 37,1 persen. Pada bidang pendidikan, data kemendikbud tahun 2016 menunjukkan anak usia 3-6 tahun yang tidak mendapatkan layanan pendidikan sebanyak 70,06 persen, serta masih ada 309.318 orang (53,1 persen) guru PAUD yang belum memenuhi kualifikasi S1/D4 ke atas. Hingga kini 98,3 persen layanan PAUD diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat, dan masih terdapat 16.373 desa (21,9 persen) desa yang belum memiliki PAUD.