BANDUNG – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat melakukan berbagai terobosan untuk berikan pelayanan informasi. Selain GLIK (Gerai Layanan Informasi Kerja) yang sudah diluncurkan 2014, kali ini inovasi selanjutnya dinamakan Bi Imas Keramas.
Kepala Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif mengatakan, Bi Imas Keramas adalah kepanjangan dari Mobil Pelatihan Keliling Internet Bisnis Kerja Mandiri Sukses.
Menurutnya, kehadiran GLIK sudah dapat memberikan kemudahan bagi pencari kerja maupun tenaga kerja dalam memperoleh informasi ketenagakerjaan.
’’Gerai Layanan Informasi Kerja Jawa Barat bertempat di salah satu ruangan depan Kantor Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta Nomor 532, Kota Bandung,’’kata Fery dalam rilisnya yang diterima redaksi. Kemarin. (28/12).
Menurutnya, informasi ini didapat dengan dibantu petugas GLIK yang selalu siap memberikan pelayanan atau juga bisa dari bursa kerja online pada komputer yang tersedia.
Selain itu, layanan Glik juga memberikan layanan ketenagakerjaan lainnya seperti bursa kerja online, konsultasi dan bimbingan karier, hubungan industrial, manajemen keselamatandan kesehatan kerja, program pelatihan dan pemagangan, sertifikasi kompetensi kerja dan pemutusan hubungan kerja.
’’Kehadiran GLIK paling banyak adalah untuk meminta informasi pasar kerja dan konsultasi atau bimbingan karier,’’kata dia.
Ferry menuturkan, untuk melengkapi kehadiran GLIK pihaknya juga memiliki Inovasi lainnya yaitu Mobil Pelatihan Keliling Internet Bisnis Kerja Mandiri Sukses atau kita sebut Bi Imas Keramas.
Ferry memaparkan, tren ketenagakerjaan di Jawa Barat selama empat tahun terakhir menunjukkan jumlah angkatan kerja cenderung terus naik.
Dia menyebutkan, pada 2017 jumlah angkatan kerja menjadi 22,39 juta dan penduduk yang bekerja menjadi 20,55 juta. Meningkatnya jumlah angkatan kerja ini mendorong peningkatan tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak) menjadi 63,34 persen pada 2017 (naik 2,69 poin dari tahun 2016).
’’Ini menunjukkan peran aktif penduduk Jawa Barat dalam kegiatan perekonomian semakin meningkat. Namun jika kita melihat potret angkatan kerja Jawa Barat, barulah kita memahami bahwa memang ada ketidakselarasan antara keterampilan yang dibutuhkan oleh penyedia kerja dengan keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja,’’papar Ferry.