NGAMPRAH– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mengakui, saat ini wilayah Bandung dan Jabar sedang pada periode musim hujan. Tetapi, dalam beberapa hari terakhir ini terdapat gangguan cuaca, di mana suhu udara menjadi panas dan bahkan tidak turun hujan.
Prakirawan BMKG Bandung, Neneng Sugianti menjelaskan, bahwa cuaca panas di wilayah Bandung Raya dalam beberapa hari terakhir ini sebenarnya masih normal jika dibandingkan dengan data klimatologisnya, di mana suhu maksimum di Bandung pada bulan November yakni 33 derajat celsius.
“Sebagai catatan, ketika musim hujan bukan berarti terjadi hujan setiap hari, (hujan) pasti ada jedanya atau tidak turun hujan dalam beberapa hari,” katanya, kemarin.
Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Bandung, Muhamad Iid Mujtahiddin menerangkan, beberapa hari terakhir ini terdapat gangguan cuaca skala pendek berupa adanya siklon tropis gaja di teluk Benggala serta siklom tropis bouchra di Samudera Hindia.
Dampak adanya gangguan cuaca tersebut, lanjut Iid, mengakibatkan dalam beberapa hari ke belakang terjadi penurunan curah hujan karena massa udara berpindah ke wilayah yang terdapat gangguan siklon tropis tersebut.
“Meskipun demikian, potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi bila didukung oleh kondisi kelembapan yang cukup lembap. Adanya pemanasan lokal yang cukup kuat sehingga terbentuk awan cumulonimbus (cb) yang bisa menjulang hingga di atas 10 km di atas permukaam laut,” jelasnya.
Iid mengungkapkan, kejadian puting beliung seperti di Padalarang, beberapa hari lalu disebabkan adanya pembentukan awan cb yang cukup kuat dalam skala lokal sehingga terjadi hujan lebat disertai angin kencang atau disebut angin puting beliung.
“Meski demikian, tidak semua keberadaan awan cb berpotensi menimbulkan angin puting beliung. Berdasarkan data curah hujan dasarian 1 November telah masuk awal musim hujan, untuk itu masyarakat diimbau waspada terhadap peningkatan curah hujan dan bencana hidrometeorologis seperti genangan, potensi banjir,” pungkasnya. (drx)