Berbagi pengalaman. Tidak ada salahnya, sesekali menceritakan pengalaman personal yang dimiliki guru untuk dibagikan dengan siswa. Tidak perlu cerita yang hebat untuk menginspirasi, sekecil apapun itu tetap bisa menjadi pembelajaran yang berguna untuk siswa. Siapa tahu, dari aktivitas ini siswa jadi terinspirasi dan belajar dari pengalaman guru.
Mengenalkan batasan. Banyak anak yang merasa tertekan oleh proteksi guru di sekolah. Jika hal ini dibiarkan, siswa cenderung akan mendobrak proteksi tersebut. Maka, guru sebaiknya dapat memberikan kebebasan kepada siswa, namun dengan pertimbangan batasan yang jelas atas kebebasan yang diberikan terhadapnya. Terlalu banyak bermain akan membuatnya luput belajar atau mengerjakan tugas sekolah, di mana hal tersebut akan menimbulkan permasalahan bagi dirinya.
Konsekuensi. Guru dapat menanamkan pemahaman kepada siswa bahwa jika ia melakukan kesalahan maka bukan hukuman yang akan ia dapatkan, tetapi konsekuensi atas perbuatannya tersebut. Ketika siswa menumpahkan air di kelas misalnya, guru tidak harus memarahi lalu menyuruhnya mengepel begitu saja, namun dengan penuh penghargaan, guru dapat mengajaknya melihat kemungkinan orang lain akan terpeleset dan jatuh, lalu memintanya bertanggung jawab untuk mengepelnya agar menghindari kemungkinan buruk tersebut. Jadi mengepel bukan menjadi hukuman, namun konsekuensi atas apa yang telah ia lakukan.
Itulah hal-hal sederhana yang bisa dilakukan guru untuk membantu membangun karakter pada siswa. Dengan cara sederhana ini, diharapkan bisa mendidik siswa tidak hanya kemampuan akademis saja tetapi juga pribadi yang positif. (*)