bjb Nilai Wajar Bosnya Pilih Eksodus

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi menyebut, eksodus ataupun perpindahan yang dilakukan petinggi bjb dinilai wajar jika berkaitan profesionalitas dan kompetensi. Namun, yang perlu dicermati adalah jumlah petinggi bjb yang melakukan perpindahan.

”Tentu perlu dicermati, karena kalau saya membandingkan kondisi BUMD bjb dengan Bank DKI, saya kira masih bagus bjb. Kalau secara industri saya kira turun jika pindah dari bjb ke Bank DKI,” kata Acuviarta dihubungi melalui sambungan telepon.

Acuviarta menduga, perpindahan yang dilakukan petinggi bjb lebih karena adanya perubahan iklim di tubuh BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dinilai sudah tidak terlalu menarik untuk profesionalitas yang bersangkutan. Di sisi lain, lanjut dia, terdapat kesempatan penawaran yang tersedia dinilai menjanjikan.

”Namun saya melihat ada faktor lain terkait berkembangnya rencana RUPSLB di bjb. Mungkin yang bersangkutan sudah menimbang jika posisinya akan diganti dalam RUPSLB,” kata dia.

Disinggung mengenai rangkap jabatan yang terjadi, Acuviarta menilai akan sangat mempengaruhi kinerja bjb ke depan karena mereka merupakan orang-orang dengan jabatan tinggi dan dituntut fokus. Dia menyebut, jabatan komisaris utama idealnya tidak melakukan rangkap jabatan.

Namun begitu, dirinya menduga pemilihan rangkap jabatan tersebut dikarenakan adanya kekhawatiran atas posisi dan jabatan yang bisa saja dilakukan pergantian. Mengingat, bjb dalam waktu dekat akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB), di mana pemegang saham memiliki wewenang melakukan pergantian.

”Idealnya saya kira itu harus dikonsultasikan dulu dengan pemegang saham. Saya menduga bahwa itu tidak dikonsultasikan dengan pemegang saham terkait dengan rangkap jabatan itu,” kata dia. (mg1/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan