Unik Dipanen Saat Malam Bulan Purnama

Permasalahan para petani kopi memang kurang pahamnya mereka terhadap proses pasca-panen, sehingga harganya lebih murah dibanding jika mereka menjualnya setelah diolah.

AREAL budidaya kopi Sanggabuana, di Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, terbilang luas untuk ukuran coffeetrip. Lokasinya persis di lereng Gunung Sanggabuana, mungkin karena itulah kopi jenis robusta ini dikenal dengan nama Sanggabuana.

BPS mencatat di kecamatan Tegalwaru terdapat 165 hektar areal tanaman kopi. Pengelolaan kopi di sini pun terbilang bervariasi ada yang masih tradisional membiarkan seperti semak belukar, tapi ada juga yang sudah dikelola secara profesional dengan memangkas ranting yang tidak produktif.

Kini kopi Sanggabuana yang tumbuh di Pegunungan Sanggabuana itu mulai banyak dilirik penikmat kopi. Kopi jenis robusta ini terbilang unik karena selalu dipanen disaat malam bulan purnama. Setelah melalui proses pembuatan, kopi Sanggabuana ini ternyata memiliki rasa yang berbeda dengan kopi lainnya dan enak untuk diseruput.

Namun, petani kopi di gunung Sanggabuana ini tidak mengetahui rasa khas kopi Sanggabuana ini banyak diminati oleh penikmat kopi dari luar Karawang. Karena petani selama ini menjual biji kopi kepada tengkulak asal Cianjur, dan Sukabumi. Kemudian kopi tersebut dijual kembali ke Lampung dan diproses menjadi kopi siap saji.

Kopi Sanggabuna mulai dikenal masyarakat Karawang setelah penggiat kopi dari Karawang Strret Kopi (KSC), Asep Eka Juliardy, menemukan varian kopi Sanggabuana yang terbilang unik. Saat itu Asep kebetulan mengikuti acara Hari Jadi Kabupaten Karawang dengan membuka warung kopi di Taman I love Karawang. Saat itu dia mencari tahu kopi asal Karawang hingga ada seseorang yang menunjukan kopi Sanggabuana ini. Ketika dia mencobanya kopi tersebut ternyata memiliki rasa yang enak dan berbeda dengan kopi lainnya yang pernah dirasakannya.

”Setelah kita memproses biji kopi Sanggabuana ini ternyata rasanya memang enak. Saya penasaran hingga akhirnya berkunjung ke lokasi perkebunan kopi di Pegunungan Sanggabuana,” kata Asep.

Asep mengatakan biji kopi yang dihasilkan petani di kaki Sanggabuana memiliki kualitas baik. Hanya saja petani kopi selama ini tidak mengetahui jika biji kopi yang dimilikinya memiliki kualitas baik. Petani selama ini tidak mengetahui bagaimana memproses biji kopi menjadi kopi secara benar.

Tinggalkan Balasan