SOREANG – Akibat kemarau berkepanjangan laha sawah seluas 1.151 Hektar terancam gagal panen. Sebab, selama musim kemarau ini pasokan air untuk kesawah mengalami kekeringan. Padahal, sistem pompanisasi sudah dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengungkapkan, jumlah lahan 1.151 Hektar yang mengalami kekeringan tersebut terbagi menjadi tiga kategori.
Menurutnya, lahan sawah di Kabupaten Bandung memiliki luas kurang lebih 35 ribu hektar. Sedangkan untuk kategori berat seluas 277 hektar terdapat di wilayah Marga Asih dan Desa Lagadar
Tisna mengklaim, untuk kekeringan berat sebetulnya padi masih bisa di panen sekitar 30 persen. sedangkan kategori sedang seluas 454 Hektar dan ringan sekitar 359 hektar.
’’Untuk sedang dan ringan paling bisa di panen sekitar 50 persenan padi bisa dipanen, apabila dari hasil penelitian, paling bisa panen dilahan kekeringan sekitar 5,6 ton,’’ kata dia.
Tisna mengakui, kondisi seperti ini sudah sering dialami, namun tahun ini bisa disebut paling parah. Terlebih, curah hujan hampi tidak pernah turun. Adapun, pernah turun hujan di Majalaya belum bisa memenuhi kebutuhan air untuk sawah.
“Meskipun dibeberapa titik sudah ada hujan, namun dititik lain belum ada hujan, contohnya di Cileunyi ada sawah juga, tapi belum ada hujan kesana,” katanya.
Dia mengaku, pihaknya sudah memasang 500 unit pompa untuk mengaliri sawah di wilayah Soreang, Sapan, Ciujung dan Majalaya. Tapi tidak semuanya berjalan optimal karena tidak tersedianya air. Namun, Pompanisasi tidak berguna ketika sumber airnya juga kering.
Dia menghimbau kepada petani di kawasan yang setiap tahunnya sering terjadi kekeringan saat menanam padi. Agar beralih garapan dengan menanam komoditi sayuran seperti bawang daun dan lainnya.
“Karena harga jualnya bisa meningkat karena jarang ada yang menanam sayuran dilahan pertanian,” pungkas dia. (yul/yan)