BANDUNG – Perjuangan ekstra harus dilakukan Tim Basket SMAN 2 Bandung dalam kompetisi Honda Developmental Basketball League (DBL) West Java Series 2018 – South Region yang berlangsung di GOR Padjadjaran, Kota Bandung. Pasalnya, saat melawan SMA Trimulya mereka harus berjuang habis-habisan untuk memenangi pertandingan.
Meski pada kloter pertama dan kedua SMAN 2 Bandung mampu mengungguli SMA Trimulya dengan skor yang cukup jauh. Namun, di kloter ketiga mereka mendapat serangan bertubi dari SMA Trimulya. Mereka pun dipaksa mengubah strategi permainan agar bisa mempertahankan skor yang telah diraih.
Berkat kegigihan dari para pemainnya, SMAN 2 Bandung berhasil memenangkan pertandingan dan mengalahkan SMA Trimulya dengan skor tipis 57-44. Kemenangan yang diraih tersebut tentunya menjadi semangat SMAN 2 Bandung untuk melaju ke babak selanjutnya.
Jika melihat permainan dari para pemain kedua tim, Pelatih Tim Basket SMAN 2 Bandung, Budi Usman menilai para pemain tampil ngotot dan saling memperlihatkan kemampuan. Tentunya, lanjut dia, hal tersebut dikarenakan kedua tim ingin meraih hasil maksimal dalam bertanding.
“Tadi pemain juga sempet ilang konsentrasi dan di kloter tiga sempet beda tiga poin, tapi Alhamdulillah anak-anaknya bisa ngejar skor lagi,” kata Budi di Bandung, kemarin.
Permainan lawan yang mampu mengejar poin SMAN 2 Bandung, menurut Budi adalah karena kesalahan sendiri yang dilakukan pemainnya. Dirinya menyebut anak asuhnya masih kurang fokus dalam bertanding. Terlebih, para pemain yang dimasukkan pada kloter dua juga kurang respon terhadap permainan.
“Mereka gak langsung tune di lapangan, jadi mereka harus meraba-raba dulu gak bisa langsung fokus ke game,” kata dia.
Maka dari itu, Budi menekankan kepada anak asuhnya agar ketika mendapat reborn mampu menjadikannya sebagai poin. Pasalnya, selama permainan banyak peluang yang terbuang dan tidak dimanfaatkan pemainnya menjadi poin.
Selain itu, transisi dari defense ke offense juga menjadi penekanan bagi para pemainnya. Budi meminta pemainnya bisa melakukan transisi secara cepat. Sebab, jika transisi lambat, maka akan pemain lawan memanfaatkannya menjadi defense.
“Saya menekankan ke anak-anak supaya mereka fokus aja, karena skill mereka punya, latihan udah kerja keras. Tinggal fokus di lapangan sama mental bertanding aja,” kata dia.