Ajari Anak Daerah Marginal, Ada Kegiatan Outbound

Dia berharap kegiatan ini bisa jadi solusi merangkul anak-anak agar memiliki pergaulan yang baik dan mendidik mereka kembali. ”Untuk anggota inti kita sekarang jumlahnya 15 orang. Tetapi namanya komunitas umum, jadi sebenarnya semua bisa masuk di sini. Asal punya jiwa relawan dan sudi menyisihkan sebagian waktu untuk anak-anak,” terangnya.

Dari dalam diri sendiri, kata dia, juga punya passion kuat untuk terjun dalam kegiatan sosial. Apalagi Boentjit Cerdas bergerak dalam dunia pendidikan bagi anak-anak daerah marginal. Yang dapat menimbulkan efek positif jangka panjang bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Anak-anak yang bergabung dalam komunitas ini terdiri dari usia yang berbeda. ”Ada yang tidak sekolah, ada yang masih sekolah, rata-rata dari umur 6-12 tahun. Dan itu jadi kendala sendiri untuk kami mencari solusi dalam inovasi belajar,” sebutnya.

Sayangnya, komunitas ini karena bergerak secara pribadi dari para anggotnya. Sempat terkendala masalah tempat berkumpul di wilayah Sekanak. Bahkan untuk berkumpul, mereka kadang harus sedikit berselisih pada oknum-oknum aparat disana. ”Sedih, padahal kita coba ingin bantu dan berbagi saja. Tetapi justru, harus berbenturan dengan hal-hal ini,” terangnya.

Nayla, salah satu anak yang bergabung belajar setiap hari Sabtu, mengaku senang terhadap kehadiran Komunitas Boentjit Cerdas. ”Senang ada yang ngajarin, tiap hari Sabtu kami yang kelas 5 belajar bahasa Inggris bersama. Dibantuin baca bahasa Inggris yang bener dan bantuin kalo ada PR,” ungkapnya. (*/fad/ce1/ign)

Tinggalkan Balasan