KUTAWARINGIN – Sektor 21 subsektor 12 terus lakukan peninjauan ke sejumlah pabrik yang menghasilkan limbah dan membuang ke Sungai. Namun kali ini Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat mengapresiasi hasil pengolahan limbah Cikundul Mandiri Washing (Perorangan) milik H. Achyar, yang berada di Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
Yusep mengatakan, pihaknya langsung melakukan pemantauan air limbah ke sejumlah pabrik. Namun hari ini dia beserta 8 personil mendatangi para pemilik usaha Washing (pencucian) yang masuk wilayah Sektor 21 untuk berdiskusi terkait penanganan limbah dan membangun kesadaran pelaku usaha memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
“Setelah kita cek pengolahan limbah dan hasilnya jernih, saya harap untuk terus dipertahankan, pengusaha UKM saja bisa seperti ini, seharusnya pabrik atau perusahaan besar juga bisa kalau mereka punya kesadaran,” kata Yusep saat di wawancara, Selasa (4/9).
Yusep mengungkapkan bahwa para pelaku usaha Washing yang hadir dalam pertemuan hari ini sepakat untuk mengelola limbahnya sebelum dibuang ke sungai. Dari sebelas pelaku usaha yang masuk kedalam wilayah Sektor 21, sebagian besar sudah memiliki IPAL. “Untuk yang sudah memiliki IPAL agar dijalankan dengan baik dan benar, dan untuk yang belum memiliki agar segera membangun IPAL, agar limbah yang akan di buang ke sungai sudah bersih,” ungkapnya.
Salah seorang pemilik washing, Achyar mengakui bahwa sejak tahun 2011 memiliki IPAL, melalui metode Biologi. Selain karena sebuah keharusan, ini adalah bentuk kesadaran dan dorongan hati nurani pelaku usaha agar dalam melakukan usaha tidak menimbulkan efek negatif bahkan merugikan bagi lingkungan dan masyarakat. “Hal ini dilakukan karena kami tidak mau mencemari lingkungan, yang berakibat masyarakat terjangkit penyakit kulit,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Jajat salah satu pelaku usaha Washing, Varian Indo Pratama mengatakan, bagi pihaknya dana untuk pembangunan IPAL bukanlah nilai yang kecil, untuk IPAL milik H Achyar saja membutuhkan investasi sebesar 200 juta belum termasuk lahan. Sebenarnya para pemilik usaha washing sudah ada kesadaran itu, hanya saja investasi sebesar itu memerlukan pembinaan. Karena ketika Ia dan para pelaku usaha lainnya sudah habiskan dana sebesar itu, tapi ketika dicek ternyata pengolahannya tidak baik.