“Kami Berterima Kasih, Kami Anggap Mereka Malaikat”

Setelah video yang memperlihatkan dirinya dibopong jamaah haji dari Syria beredar luas, Imam Hambali justru khawatir keluarga resah. Imam sebenarnya menolak tawaran bantuan itu karena merasa masih kuat berjalan menuju maktab.

FIRZAN SYAHRONI, Makkah

WAJAH Imam Hambali terlihat segar. Tidak terlihat ekspresi kelelahan sedikit pun. Padahal, dia baru saja menjalani prosesi lontar jumrah yang menguras energi.

”Saya ini sebenarnya memang tidak apa-apa. Sehat, tidak sakit,” ujar Imam saat ditemui Jawa Pos di Hotel New Al-Marwah, Makkah, Jumat pagi (24/8).

Imam dan istrinya, Siti Maimunah, baru tiba dari Mina. Koper dan barang-barangnya masih berada di lobi hotel. Imam adalah sosok yang tengah ramai jadi perbincangan. Itu terjadi setelah video dia dibopong seorang jamaah haji asal Syria ketika hendak balik ke maktab sesudah melempar jumrah beredar luas.

Pada Rabu malam lalu (22/8) itu, ungkap Imam, dirinya bersama rombongan jamaah haji Nganjuk, Jawa Timur, hendak melontar jumrah di Jamarat. Mereka didampingi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Zamzam.

Imam berangkat dari tendanya di maktab 37, Mina, seusai magrib. Jarak dari maktab ke Jamarat (tempat melempar jumrah) sekitar 3 kilometer. Perjalanan sejauh itu harus ditempuh dengan berjalan kaki.

Proses melontar jumrah berjalan lancar. Namun, dalam perjalanan kembali ke maktab, Imam mengalami kejadian yang mungkin tak akan pernah dilupakannya sepanjang hidup.

Saat itu Imam dan istrinya berjalan di barisan belakang rombongan KBIH Zamzam. Izam Karim, pimpinan KBIH Zamzam, sibuk memimpin barisan di depan. Imam pun berjalan tertatih menyusuri terowongan Mina. Dia mengaku memang letih ketika itu. ”Tapi masih kuat. Cara berjalan saya memang begitu karena dulu pernah dioperasi,” ujar dia.

Rupanya, cara berjalan Imam yang tertatih membuat iba tiga jamaah haji Syria. Mereka menyangka Imam kelelahan. Ketiganya lantas menawarkan bantuan untuk membopong Imam. ”Saya menolak. Saya merasa masih sehat dan mampu berjalan menuju maktab,” katanya.

Namun, perbedaan bahasa membuat tiga jamaah haji Syria itu tak mengerti perkataan Imam. Buktinya, dua orang langsung membopongnya begitu saja. ”Kaki saya diangkat,” ucap Imam.

Tinggalkan Balasan