Sukses Umbul Ponggok, Mulai Rancang Umbul Gedang

Seiring dengan pendapatan yang meningkat, jumlah karyawan juga bertambah. Semua fasilitas dilengkapi. Namun, semua juga merasa perlu memberdayakan masyarakat Ponggok. Maka, dibuatlah kebijakan bahwa karyawan Umbul Ponggok harus berkartu keluarga Ponggok. ”Jadi, masyarakat mendapat penghasilan dari umbul ini. Mereka merasa memiliki umbul ini,” ujarnya.

Dengan penghasilan yang mencapai belasan miliar rupiah itu, BUMDes Tirta Mandiri tentu tidak lupa dengan masyarakatnya. Sebanyak 30 persen pendapatan masuk kas desa. ”Sepuluh sampai 15 persen untuk CSR, 15 persen operasional, 20 persen pengembangan, dan 10 persen cadangan modal,” jelas Sentot.

Nah, dengan share pendapatan tersebut, Desa Ponggok dengan kepala desanya mampu membuat kebijakan yang menyejahterakan. Akhirnya dibuatlah sejumlah fasilitas untuk warga. Yakni, premi BPJS Kesehatan semua warga Ponggok dibiayai. Ada pula program satu rumah satu sarjana berupa uang saku untuk anak yang kuliah serta program uang lauk-pauk untuk manula.

Desa tersebut juga mampu membangunkan rumah warganya yang tidak layak. Hingga saat ini sudah 130 rumah warga Ponggok yang dibangun dengan uang kas desa yang salah satu pendapatannya berasal dari Umbul Ponggok. ”Ini bentuk rasa syukur kami,” tutur Sentot.

Rencananya, ke depan dibuka Umbul Gedang, umbul yang memiliki konsep alam yang kuat. Umbul itu akan menargetkan wisatawan asing sebagai pengunjungnya. ”Tidak boleh ada sentuhan besi atau modernisasi. Ini kami dapatkan idenya setelah belajar dari Desa Pentingsari, Sleman,” paparnya.

Saat studi banding ke desa tersebut, ternyata tidak ada objek wisata. Tapi, yang dijual adalah suasana desa. Tidak ada sepeda motor, tapi ada cara membuat teh dan kopi. Kealamiannya membuat wisatawan asing antre untuk berkunjung. ”Bahkan sampai harus inden untuk bisa mengunjunginya,” ungkap Sentot. (*/c9/tom/ign)

Tinggalkan Balasan