BANDUNG – Tema Ekonomi kreatif memang jadi tren di tengah revolusi industri generasi keempat atau industri 4.0. Pada masa mendatang, ekonomi global akan semakin bergantung pada sektor ekonomi kreatif. Pada saat yang sama, ketergantungan masyarakat global terhadap teknologi informasi dalam aktivitas sehari-hari telah memicu pertumbuhan secara eksponensial ke ekonomi kreatif.
Bandung merupakan kota kreatif dengan beragam produk – produk hasil karya masyarakat yang kompetitif dan berkualitas. Para UKM di Kota Kembang ini juga mengakui keuntungan dari maraknya bisnis online. Namun, tantangan menghadang karena para produsen besar bermunculan menawarkan produk dengan harga terjangkau yang memiliki kemasan dan konten digital yang menarik.
Sementara, masih banyak produsen atau pebisnis yang belum dapat memanfaatkan internet mau pun social media secara maksimal untuk mendongkrak penjualan. Oleh karena itu, edukasi tentang pentingnya akun digital dan strategi penggunaannya harus terus diberikan kepada wirausahawan.
Baru-baru ini, lebih dari 120 UKM mengikuti diskusi menarik seputar industri kreatif di Auditorium Bandung Creative HUB Bandung dalam seminar ”UKM Online – Ngobrol Bareng JNE”. Seminar kali ini adalah seminar lanjutan dalam rangkaian program pelatihan yang digagas oleh JNE Bandung tiap tahunnya.
Hadir sebagai pembicara adalah Dewa Selling dan Founder Billionare Store Dewa Eka Prayoga, Owner xFYCx Footware Noor Al Kautsar, Owner Jumma Kids Winny Caprina dan Branch Manager JNE Bandung Iyus Rustandi.
Iyus Rustandi menjelaskan pihaknya sejak awal beroperasi mendukung sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri bahkan bersaing ke tingkat global. Selain harus dapat meningkatkan daya saingnya dalam memasarkan produk, pelaku e-commerce pun harus dapat juga memanfaatkan berbagai fasilitas untuk mendukung aktifitas pengiriman yang dilakukan, secara maksimal.
Indonesia dengan kelebihan bonus demografi sebanyak 250 juta penduduk, ekonomi kreatif Indonesia bisa merajai pasar luar negeri. Sejauh ini, tanda-tanda kekuatan ekonomi kreatif nasional mulai terlihat. Data Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mencatat ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia pada 2016 mengalami peningkatan 3,23 persen menjadi US$20 miliar dibandingkan dengan realisasi pada 2015. ”Maka dari itu dengan berbagai inovasi prodak serta layanan termasuk kegiatan pengembangan UKM kami lakukan sebagai langkah nyata mendukung pengembangan UMKM Indonesia,” ujar Iyus.