BANDUNG – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat memprediksi meroketnya harga telur dan daging ayam hingga akhir Julio 2018. Itupun menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, Dewi Sartika jika tidak ada operasi pasar untuk menekan harga.
”Sebenarnya produksi ayam masih normal, masih diangka 30-50 persen. Begitupun permintaan masih stabil. Tetapi karena input produksi (biaya produksi) saat ini mahal maka secara otomatis akan menaikkan harga ayam dan telur. Harga ini diprediksikan akan terus bertahan (mahal) apabila tidak ada operasi pasar,” tutur Dewi pada Jabar Ekspres di kantor DKPP Jabar, kemarin (13/7).
Dewi menjelaskan, selain operasi pasar yang harus segera dilakukan, upaya lain untuk menekan harga telur dan daging ayam naik yakni dengan menurunkan biaya produksi. Dia menyontohkan salahsatunya dengan mengganti antibiotik AGP (Antibiotik Growth Promotant). Antibiotik dari herbal atau enjim harganya relatif lebih murah. Sehingga, akan menurunkan biaya produksi yang menjadi faktor utama naiknya harga ayam dan telur.
“Pengkonversian AGP ke antibiotik herbal atau enjim tentunya akan menekan biaya produksi sehingga harga ayam dan telur akan lebih murah, karena dampak dari pelarangan AGP ini mempengaruhi bobot ayam yang mengalami penurunan dan ini merugikan peternak,” jelasnya.
Selain itu factor lainnya adalah lemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Ini pun berdampak terhadap mahalnya harga pakan yang rerata impor. Sehingga, secara otomatis mengerek harga ayam maupun telur.
”Dolar naik, itu memengaruhi harga ayam dan telur, karena pakan di Jabar kebanyakan masih impor. Jadi mau tidak mau akan memengaruhi harga, dan meskipun ada pakan dari jagung lokal tetapi tetap saja kebanyakan impor, pakan ayam lokal belum mampu memenuhi permintaan di Jabar,” terangnya.
Disamping itu kata Dewi, upaya lainnya seperti membuat lingkungan kandang yang bersih sangat dianjurkan terutama saat cuaca sedang ekstream seperti saat ini. Alasannya, kandang sangat berpengaruh terhadap ketahanan ayam dari penyakit, dengan begitu peternak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk obat-obatan mencegah penyakit atau vaksin lainnya yang bertujuan untuk ketahanan ayam apabila dari aspek kandang sendiri sudah diupayakan bersih dan aman dari penyakit.