MADRID – Euforia hat-trick-nya juara Liga Champions itu berakhir lebih cepat bagi Zinedine Zidane. Belum genap 96 jam setelah mengangkat Si Kuping Lebar di Olimpiyskiy, Kiev, Zizou memutuskan pergi meninggalkan jabatannya sebagai entrenador Real Madrid tadi Kamis malam WIB. ‘’Tak ada yang menduga dia pergi,’’ sebut Presiden Real, Florentino Perez, kepada Marca.
Konferensi pers pamitannya di Valdebebas, Madrid, Kamis siang waktu Madrid pun bisa dibilang dadakan. Spekulasi yang sempat beredar bahkan mengira bahwa ini konferensi pers ini mengumumkan perpanjangan kontrak Zidane. Saking terkejutnya Marca pada salah satu artikel tentang Zidane menyebutnya bak bom yang meledak tiba-tiba di dressing room Los Blancos.
Seperti surprise-nya saat pensiun dari Real, 2006. Sama persis dengan saat ini, Zidane di saat itu juga pensiun dengan menyisakan semusim kontrak. Kali ini, dia pergi dari Real saat dia masih terikat kontrak sampai musim panas 2020. ‘’Hari yang menyedihkan bagi saya, Hari yang menyedihkan pula bagi fans. Tapi, ini keputusannya, kami harus menghormatinya,’’ lanjut Perez dikutip AS.
Les Marseillais itu mengundurkan diri setelah mengarungi 878 hari penuh histori di Real sejak naik pangkat dari Real Castilla, 4 Januari 2016. Legenda Real itu meninggalkan sembilan trofi dalam 149 pertandingan yang dia jalani bersama Sergio Ramos dkk. Termasuk hat-trick di Liga Champions, yang bahkan belum pernah dia alami saat jadi pemain.
Atau, dua kali juara Piala Super Eropa (2016 dan 2017) dan dua kali juara di Piala Dunia Antar Klub (2016-2017). Dua capaian yang juga tak pernah bisa dia lakukan saat masih aktif di lapangan. Juara La Liga 2016-2017 dan Supercopa de Espana 2017 jadi dua trofi lain yang bisa dia berikan bagi Real.
Perubahan. Hanya itu alasan di balik keputusan Zidane meletakkan jabatannya ketika dia masih menikmati masa-masa puncaknya dengan Real. ‘’Setelah tiga musim, ini waktunya pergi. Sulit untuk terus melatih dengan jangka waktu yang panjang lagi,’’ ungkap Zidane, dalam salah satu alasannya.