Cari Solusi Atas Masalah Rokok

Penelitian yang dilakukan selama periode Maret – Mei tahun 2017 ini ditujukan untuk mengetahui perubahan sel yang diperiksa dari cuplikan sel yang melapisi permukaan pipi bagian dalam pada rongga mulut yang diambil dari ketiga kelompok sampel utama, yakni kelompok perokok aktif, pengguna rokok elektrik dan non perokok. Hasilnya didapati bahwa perokok memiliki jumlah inti sel kecil (micronuclei) dalam kategori tinggi, yakni sebanyak 147,1, sedangkan pengguna rokok elektrik dan non perokok masuk dalam kategori normal, yakni berkisar pada angka 70-80. Hasil ini memperlihatkan bahwa jumlah inti sel kecil pengguna rokok elektrik cenderung sama dengan non perokok, dan dua kali lebih rendah dari perokok aktif.

Berbicara dari perspektif konsumen, Ketua Asosiasi Vapers Indonesia (AVI) wilayah Jawa Barat Didong Wanorogo mengungkapkan produk tembakau alternatif dapat menjadi salah satu langkah untuk secara perlahan mengurangi kebiasaan merokok yang pada akhirnya dapat membantu menekan jumlah perokok. ”Bagi perokok aktif, merokok itu sudah seperti menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. Untuk beberapa orang mungkin bisa berhenti dengan terapi, konseling, mengganti dengan permen karet atau sebagainya. Tetapi metode ini belum tentu berhasil bagi perokok lainnya. Produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar bisa menjadi salah satu pilihan bagi mereka yang berkeinginan untuk mengurangi resiko kesehatan akibat merokok,” ucap Didong.

Berbagai upaya yang dilakukan akhirnya bermuara pada satu hal, yakni menurunkan jumlah angka prevalensi rokok di Indonesia. Ini pula yang menjadi salah satu misi KABAR dalam melakukan gelaran roadshow ke lima kota besar di Indonesia. Sejak diluncurkan pada pertengahan tahun lalu, KABAR yang beranggotakan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, Asosiasi Vapers Indonesia (AVI), Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI), Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ini gencar menggalakkan kesadaran masyarakat dengan menyediakan beragam informasi yang berbasiskan pada penelitian ilmiah dan teknologi, salah satunya melalui situs no-tar.org. (fik)

Tinggalkan Balasan