Bersaing dengan Counter Pressing

KIEV – Porto, Manchester City, dan AS Roma tak mampu menghentikan counter pressing-nya Liverpool menuju Olimpiysky, Kiev. Rata-rata, The Reds bahkan menuntaskannya dengan lima gol atau lebih. Siapa yang sanggup meruntuhkan taktik Juergen Klopp itu? Zinedine Zidane-lah yang besok harus menjawabnya.

Fleksibilitas taktik jadi senjata Zidane dan Real Madrid-nya dalam bersaing menghadapi counter pressing Klopp itu. ”Saya tak tahu siapa dia. Saya tak pernah bicara dengannya. Namun saya sudah melihat kinerjanya dan itu dahsyat,” sebut Zizou seperti yang dikutip The Guardian, kemarin WIB (24/5).

Tak seperti gaya main Pep Guardiola dan Eusebio Di Francesco (EDF) yang masih dapat ditebak, Kloppo sudah dihadapkan dengan formasi Zizou yang lebih bervariasi. Zidane di awal-awal lebih sering memakai 4-3-1-2 atau 4-3-3, dia dapat mengubahnya 4-4-2 atau bahkan 3-5-2 di tengah laga. Begitu pula dengan komposisi pemainnya.

Dia sudah membuktikannya di dua laga terakhir La Liga, melawan Celta Vigo (13/5) dan Villarreal (20/5). Dua variasi front three tanpa Cristiano Ronaldo, tetapi tetap mampu mencetak gol. Begitu pula middle three-nya. Zidane pernah menjajal 4-3-1-2 dengan Casemiro main lebih ke dalam, Luka Modric dan Toni Kroos berperan sebagai double pivot, lalu Isco di posisi 10.

Bisa bayangkan seperti apa line up Los Blancos di Kiev? Zidane menyebut kejutan telah dia siapkan bagi Klopp dalam head to head pertamanya ini. ”Saya tak berpikir memainkan gaya sepak bola yang sama,” koar entrenador 45 tahun itu. Faktanya, dalam 12 laga Liga Champions musim ini dia sudah memakai empat variasi, mulai dari 4-3-3, 4-3-1-2, 4-1-4-1, dan 4-4-2.

Zidane menyebut, Klopp-lah yang lebih brilian darinya. Baik saat dia mampu mengantar Borussia Dortmund ke final Liga Champions 2013 di Wembley, London, atau setelah dia duduk di kursi nahkoda Liverpool. ”Saya mungkin bukan tactician terhebat, tetapi saya punya kualitas yang lain. Saya tak percaya saya ini kuat dalam taktikal, kalianlah yang mengatakannya,” klaim pelatih yang punya 68,75 persentase menang di Liga Champions itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan