BANDUNG – Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar mengunjungi tokoh politik juga budayawan Jawa Barat, Tjetje Hidayat Padmadinata, Jumat (18/5/2018).
Selain sudah menjadi rutinitas, Deddy Mizwar yang akrab disapa Demiz ini mengaku bermaksud lebih merekatkan silaturahim dengan mantan anggota MPR/DPR RI era 70-an dan awal 2000-an tersebut. Pada intinya, Demiz mengaku butuh beragam pandangan dari penerima gelar Doktor Honoris Causa bidang politik dari Universitas Pasundan tersebut.
“Kang Cece sebagai tokoh, inohong yang selalu saya datangi, bukan pada saat Pilgub saja, tapi sebelumnya saya juga sering berkonsultasi mengenai peta politiknya di Jabar. Sebab, beliau ini tokoh yang sampai sekarang masih peka dalam melihat situasi politik. Maka saya perlu pandangan-pandangan, second opinion untuk langkah selanjutnya,” papar Demiz, di kediaman Tjetej Hidayat, Jalan Sagitarius Raya No. 1 Kota Bandung. Dalam kunjungannya Demiz mengaku banyak hal yang didiskusikan dengan sesepuh ormas Angkatan Muda Siliwangi tersebut.
Selain politik, ia juga berdiskusi soal budaya serta warna karakter masyarakat Sunda di tatar Jawa Barat. Misalnya masyarakat daerah priangan timur seperti apa, Apalagi Tjetje lebih mengetahuinya.
“Tapi yang terpenting adalah bagaimana menjaga silaturahim dengan berbagai pihak, bukan hanya pas ada maunya saja,” tegas Demiz.
Sementara Tjetje pun mengakui bahwa Demiz merupakan kontestan politik Pilgub Jabar 2018, yang paling sering mengajaknya berdiskusi sejak lama.
“Pak Deddy yang paling sering ngobrol tentang pilgub dengan saya, bahkan sejak masih sangat jauh masa pilgub. Dan orang yang paling berjasa menghubungkan saya dengan Pak Deddy adalah almarhum Prof. Dede Mariana,” ungkap Tjetje.
Tjetje menegaskan, bahwa dirinya banyak menjalin komunikasi dengan Demiz tidak dalam urusan dukung-mendukung kepentingan politik. Meskipun terbilang dekat, dia mengaku tetap netral dengan tokoh atau calon manapun.
“Jadi, dengan keempat-empatnya, hubungan saya baik. Saya doakan saja agar semuanya lancar. Pribadi saya sebagai unsur si cikal, paling senior, saya punya komitmen ikut bertanggungjawab di Jawa Barat ini menjaga keseimbangan, itu aja,” tegasnya.
Tjetje menilai, pada Pilgub Jabar 2018 ini tidak terlihat adanya bibit-bibit konflik antar calon, sampai sejauh ini proses menuju pertarungan politik pada 27 Juni mendatang, masih sangat wajar.