“Adapun tim juri terdiri dari unsur kadin, akademisi, pelaku usaha, media, Apindo Jabar sejak awal kita berupa objektif sehingga penjurian pun kita serahkan kepada para ahlinya,” paparnya.
Adapun 15 nominator PMI Purna Award 2018 untuk kategori Mandiri di antaranya, H. Herman Permana Siddiq (Kabupaten Bandung), Yusuf Nuryana (Kabupaten Garut), Ayi Hudia TI dan Aep Saepudin (Kabupaten Tasikmalaya).
Pipin (Kabupaten Kuningan), Caswati (Kabupaten Indramayu). Untuk kategori Mandiri plus yakni Zainal Arifin (Kabupaten Bandung), Edi Yana (Kota Bandung), Maria Gunariah (Kabupaten Bandung Barat), Mohamad Hidayatullah, Eti Rohaeti (Kabupaten Sumedang), Eti Rohayati (Kabupaten Purwakarta), Sugandi (Kabupaten Majalengka). Untuk sosial entrepreuneur yakni Biben Fikriana dan Ramdani (Kota Bandung).
Proses pendaftaran hingga penjurian telah dilaksanakan sejak 6 Pebruari 2018 hingga 7 Mei 2018 lalu. Adapun persyaratan peserta adalah laki-laki atau perempuan warga Jawa Barat, usia 25 – 45 tahun, pernah bekerja di luar negeri di berbagai sektor pekerjaan formal dan informal. PMI purna tersebut sebagai penggerak ekonomi atau aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan dan budaya di Jabar atau di dalam negeri pasca kembali dari luar negeri.
Kriteria untuk PMI yang beraktivitas di sektor usaha/ekonomi, antara lain, akan dinilai sejauh mana serapan tenaga kerja, omset, volume. Juga kemampuan PMI tersebut dalam memanfaatkan hasil dari bekerja bagi masyarakat sekitar, serta remitansi yang dimanfaatkan oleh keluarga selama bekerja.
Sedangkan bagi PMI yang beraktivitas sosial selama bekerja di luar dan atau di dalam negeri, antara lain akan dinilai sejauh mana kepedulian kepada sesama PMI di luar negeri atau di dalam negeri, kepedulian terhadap lingkungan sekitar, bentuk kegiatan sosial yang dilakukan. Peserta juga menyerahkan profil singkat yang memuat identitas, pengalaman bekerja di luar negeri, pendidikan dan budaya.
Melalui kegiatan ini, Ubun Suyaman Kepala Balai Latihan Kerja PMI (BLKPMI) mengatakan, tujuannya untuk memotivasi para purna PMI yang ada untuk membuka atau menciptakan lapangan pekerjaan di dalam negeri.
“Selama ini citra PMI senantiasa negatif, melalui kegiatan ini kesan negatif bisa hilang. Terpenting mendorong para purna PMI untuk memanfaatkan uang hasil jerih payahnya selama di luar negeri menjadi sebuah modal usaha bagi kelangsungan hidup ke depannya,” pungkasnya. (adv/drx)