Gaet Pemain Muda, Reborn Program Lawas

Begitu menangani TVRI, tantangan berat sudah menanti Helmy Yahya. Mulai anggaran yang cekak, peralatan produksi yang menua, sampai masalah SDM yang usianya juga tak lagi muda.

AGFI SAGITTIAN, Jakarta

LOBI besar berukuran sekitar 10 x 10 meter langsung terpampang begitu keluar dari lift di lantai 3 gedung TVRI di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Di ruangan yang menjadi kantor para direksi itu, tampak dua tamu tengah duduk menunggu.

Mereka juga antre bertemu dengan orang nomor satu di TVRI, Helmy Yahya. ’’Mohon ditunggu ya, Mas. Bapak (Helmy) masih ada tamu lain. Ada sembilan tamu yang dijadwalkan bertemu hari ini,’’ ujar Fajar, asisten Helmy, kepada Jawa Pos Rabu pekan lalu (11/4).

Selang beberapa menit kemudian, Helmy keluar dari ruangan bersama seorang tamu sambil asyik berbincang. Setelah berfoto sebentar di depan tulisan TVRI di lobi, dia mengantar sang tamu sampai ke depan lift.

Helmy lantas menyapa Jawa Pos dengan ramah sembari mengajak masuk ke dalam ruangannya. Meski waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 lewat, pria 56 tahun itu masih segar dan lincah mondar-mandir di ruangannya.

Pria kelahiran Ogan Ilir, Sumatera Selatan, tersebut mengakui, jabatan direktur utama TVRI yang diembannya sejak 29 November 2017 memang membuatnya supersibuk. Mengikuti delapan sampai sebelas meeting sudah menjadi rutinitas harian bagi adik kandung Tantowi Yahya, penyanyi yang kini menjadi duta besar Indonesia di Selandia Baru, itu.

’’Sebelum jam 8 pagi sudah ke sini, pulang kadang jam 10 atau jam 11 malam. Sabtu masuk. Minggu juga masuk nungguin syuting. Memang banyak sekali yang harus kami lakukan,’’ ujarnya.

Helmy yang dijuluki Raja Kuis lantas mengisahkan perjalanannya menuju kursi direktur utama TVRI yang ternyata tidak mudah. Pria yang sejak 1989 hingga saat ini sudah terlibat dalam 30 acara kuis dan 16 reality show tersebut mengaku harus bersaing dengan 1.600 kandidat lain. Serangkaian fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan pun dijalaninya.

Dia menyatakan sempat ingin mundur pada masa tes yang memakan waktu hampir empat bulan itu. Sebab, pembawa acara kuis Siapa Berani era 2000-2005 tersebut juga sibuk mengurus perusahaannya, PT Triwarsana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan