NGAMPRAH – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus mendorong untuk membantu memasarkan sejumlah produk hasil industri kecil dan menengah (IKM).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB Weti Lembanawati mengatakan saat ini jumlah pelaku IKM mencapai ribuan. Bahkan di antaranya ada beberapa produk yang di ekspor ke luar negeri.
Dia menyebutkan, berdasarkan pendataan potensi produk olahan dari pelaku IKM sangat besar untuk terus dikembangkan. Mulai dari wilayah Rongga hingga ke Lembang memiliki hasil olahan mulai produk makanan hingga kerajinan.
’’ Khusus untuk produk pangan tercatat ada 6.500 produk pangan agro di Kabupaten Bandung Barat, tetapi baru sekitar 2.000 di antaranya yang telah memiliki legalitas,”jelas Weti ketika ditemui kemarin (1/4)
Dirinya menuturkan, bagi pelaku IKM masih banyak yang belum memiliki unsur formil, seperti izin di kecamatan serta izin Pangan Industri Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan, seperti contohnya jenis makanan mulai dari wajit, kerupuk gurilem, cilok sampai kopi.
Selain itu, untuk hasil kerajinan seperti dari bambu dan untuk pakaian seperti batik erus diperkenalkan dan dipromosikan melalui media sosial, katalog, pameran dan berbagai even di tingkat provinsi hingga pusat. “Setiap even kami selalu mengajak pelaku IKM karena tujuan ke depan produk mereka bisa di pasarkan hingga ke luar negeri,” ujarnya.
Termasuk, pemerintah juga selalu memberikan pembinaan, pelatihan, sosialisasi, hingga bantuan alat bagi para pelaku IKM. “Kami juga pekan kemarin menggelar produk di Pasar Panorama Lembang yang diisi oleh para pelaku IKM.
Ada sektar 170 paguyuban produk agro IKM yang hadir,” katanya seraya menyebutkan saat ini baru kopi dan gula semut yang mampu diekspor ke luar negeri.
Disinggung kategori pelaku IKM, dia menyebutkan untuk industri kecil mulai dari modal hingga Rp50 juta. Sementara industri kecil menengah mulai dari Rp50 juta-500 juta. Untuk menengah ke atas mulai dari Rp500 juta-Rp15 miliar.
“Memang macam-macam ketegorinya tergantung modal yang dimiliki pelaku IKM,” pungkasnya. (drx/yan)