BANDUNG – Di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ternyata masih ada saja masyarakat yang tidak bisa baca tulis atau buta aksara. Hal ini, merupakan temuan dari penilik Dinas Pendidikan yang ada di lapangan.
Kordinator Program PAUDI (Pendidikan Anak Usia Dini dan Informal) Samsul mengatakan, Jumlah buta aksara di KBB yang terdata oleh Dinas Pendidikan KBB jumlahnya hanya 130 orang saja.
Dia mengatakan, meski jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk KBB. Pemkab melalu Disdik tetap harus memberikan perhatian mengenai masalah ini. Sebab, hak mendapatkan pendidikan di jamin oleh undang-undang.
’’ Jumlah buta aksara terbanyak terdapat di bagian selatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) di daerah Rongga, Gunung Halu, Cipongkor, perbatasan Purwakarta, dan Cikalong,’’jelas Samsul ketika ditemu belum lama ini.
Dia menyebutkan, buta aksara kebanyakan terdapat di daerah-daerah pedesaan. Dengan usia terbilang masih produktif 40-45 tahun, maupun non-produktif 45 tahun ke atas.
Warga buta aksara itu sebetulnya akan diikutkan dalam program pemberantasan buta aksara. Namun, untuk melakukannya perlu pendekatan persuasif agar mereka memiliki keinginan sendiri untuk belajar.
’’ Kadang susdah juga dan harus dibujuk agar mau mengikuti program,”ujar dia.
Samsul menambahkan, keengganan mereka tidak mau mengikuti program pemberantasan buta aksara dikarenakan merasa malu dan gensi. ,alah ada juga yang beralasan lebih memilih bertani atau bekerja.
Samsul mengakui, untuk programnya sendiri sampai sekarang masih harus menunggu dukungan dari pemerintah agar Disdik mau memperhatikannya.
’’Biasanya, kalau sudah ada kabar program yang diluncurkan akan dilaksanakan kordinasi. Tapi, sampai saat ini belum ada. Mudah-mudahan saja dapat respon cepat dari Pemkab,’’ pungkas Samsul (bbs/yan)