Berhenti Belajar Ketika Tidak Mood

Upaya itu cukup berhasil. Tahun ini ada belasan anak usia prasekolah yang orang tuanya berkomitmen memasukkannya ke sekolah. Saat ini mereka belajar di PAUD yang berada satu kompleks dengan SDI Manulor. Diharapkan, tahun depan sebagian di antara mereka mulai masuk SD sesuai usianya.

Dalam hal kurikulum, tutur Marianus, sekolahnya menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan Kurikulum 2013 sekaligus. Namun, khusus untuk kelas I, pihaknya hanya memberikan tiga mata pelajaran: membaca, menulis, dan berhitung. Sebab, tidak banyak orang tua yang membekali anaknya kemampuan tersebut sebelum bersekolah.

Penjelasan itu dibenarkan Maria. Tidak mungkin dia menerapkan kurikulum secara saklek karena kemampuan setiap anak tentu berbeda. ”Zania ini sudah cukup lancar membacanya. Tinggal Vito yang masih agak sulit,” katanya. Namun, keduanya sudah bisa menulis meski belum sempurna.

Koran ini lalu mengajak Vito dan Zania membaca buku. Vito membaca dengan cara mengeja hurufnya satu per satu, yang kemudian digabungkan menjadi satu kata. Begitu pula Zania. Namun, kemampuan membacanya sudah lebih baik.

Saat ditunjukkan foto presiden dan wakil presiden di dinding atas papan tulis, Zania tahu. ”Itu presiden,” ucap gadis kecil tersebut seraya menunjuk foto Presiden Joko Widodo.

Sebatas itu saja. Dia tidak mengenal nama Joko Widodo maupun Jusuf Kalla. Jam belajar dua siswa tersebut juga lebih fleksibel. Umumnya, kelas I mulai belajar pukul 07.30 dan pulang pukul 10.20. Namun, jam belajar itu tidak bisa dipaksakan.

Metode belajarnya pun bukan tatap muka sebagaimana umumnya suasana kelas. Karena siswa hanya dua, Maria akan duduk di sebelah Vito dan Zania. Mengajari mereka dengan telaten sampai bisa membaca, menulis, dan berhitung.

Bagi Maria, mengajar dua siswa itu tidak terlalu sulit. Tantangan utamanya bukan menyampaikan materi pelajaran. Melainkan menciptakan suasana yang nyaman di dalam kelas yang hanya dihuni mereka bertiga.

Selama sembilan bulan kegiatan belajar-mengajar, Maria mengungkapkan belum pernah mendapati kelas kosong sama sekali dalam arti keduanya sama-sama absen. ”Kadang Vito tidak masuk atau Zania yang absen. Tidak pernah keduanya sampai absen berbarengan,” ujar perempuan 30 tahun tersebut.

Tinggalkan Balasan