Debat Publik Pertama: Lebih Cair di Sesi Tiga

”Mohon dijelaskan masalah Meikarta, dulu (Pemprov Jabar) menolak, tapi akhirnya mengizinkan juga,” tanya Cawagub Anton kepada Deddy Mizwar.

Menanggapi pertanyaan Anton, Deddy menegaskan hanya mengizinkan 84,6 hektar lahan dari 500 hektar yang diminta oleh Meikarta. Lahan itu juga, kata dia, memang sudah mendapatkan izin dari pemerintahan sebelumnya.

”Jadi yang kami izinkan hanya 84,4 hektar dari permintaan 500 hektar oleh Meikarta. Itu juga lahan yang sudah diizinkan oleh pemerintah sebelumnya tahun 1994, kita melayani hak mereka,” papar Demiz.

Menurutnya permintaan 500 hektar dari Meikarta tidak sesuai dengan tata ruang di Jabar khusus di Bekasi. Sehingga, sambung dia, tidak mungkin Pemprov Jabar mengizinkan pemanfaatan lahan tersebut. ”Ini masalah tata ruang, kecuali ada perpres. Kalau ada orang bilang bermain ini ada fitnah mengurangi dosa saya,” tegasnya.

Di sesi terakhir, Calon Gubernur Jabar Ridwan Kamil memiliki sejumlah iming-iming agar warga Jabar memilihnya pada hari pencoblosan 27 Juni mendatang.

”Mengapa memilih Rindu (Ridwan-Uu)? Karena ini pasangan yang paling pas untuk lima tahun ke depan,” ucap Emil.

Menurut Emil saat ini zaman dan logika sudah mengalami perubahan. Sehingga diperlukan pemimpin yang siap menghadapi perubahan dalam membawa warga Jabar ke arah lebih baik.

Terlebih, kata Emil, dia sudah berpengalaman memimpin Kota Bandung sementara wakilnya Uu Ruzhanul Ulum berpengalaman dalam memimpin kabupaten dan desa di Kabupaten Tasikmalaya. ”Kita pasangan paling muda, berlari paling cepat, melompat paling tinggi,” ujarnya.

Seperti saat pembukaan, Emil kembali menutup debat dengan pantun. Kali ini pantun Emil bertema tim kebanggaan Bandung dan Jabar yakni Persib Bandung. ”Persib main di hari Rabu. Yang paling sip, pasangan Rindu,” tandas Emil.

Sementara itu, Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengaku senang karena debat kandidat pertama berjalan cukup lancar. Dia juga meyakinkan jika materi pertanyaan pada para kandidat, dalam debat kandidat di Pilgub Jabar cukup berbobot karena melibatkan tim perumus.

Dalam sambutannya, Yayat memaparkan, tim perumus materi terdiri atas para guru besar dan dosen senior dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian dari IPB, Unpar, Unisba, UI, UPI, Unpad, dan UIN SGD.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan